TEMPO.CO, Parepare - Kota Parepare, Sulawesi Selatan, dinyatakan dalam keadaan waspada penyakit demam berdarah, karena wabahnya akan memuncak pada Februari mendatang bersamaan dengan semakin tingginya curah hujan. “Kami melakukan berbagai langkah antisipasi,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Parepare, Hafida, Kamis, 28 Januari 2016.
Menurut Hafida, seluruh Puskesmas diminta menosialisasikan pentingnya kebersihan lingkungan. Hal itu perlu dilakukan guna mencegah meluasnya wilayah yang dilanda demam berdarah. Puskesmas juga diminta segera melaporkan ke Dinas Kesehatan bila ada warga yang dirawat karena suspeck DBD. “Warga juga harus pro-aktif melaporkan bila ada keluarga atau tetangga yang diduga menderita demam berdarah,” ujarnya.
Hafida menjelaskan, jumlah penderita demam berdarah cenderung meningkat. Pada 2014 sebanyak 104 orang. 1 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan pada 2015 mencapai 149 orang. Saat itu juga seorang meninggal dunia. Jumlah terbanyak selalu terjadi pada Februari. Pada Februari 2015, misalnya sebanyak 28 orang.
Pada Januari 2016 terhadap seorang penderita yang menjalani perawatan itensif di RSUD Andi Makasau. Adapun tujuh orang yang dirawat di sejumlah Puskesmas sudah dinyatakan sembuh. “Tapi kewaspadaan tetap harus ditingkatkan,” ucap Hafida.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Parepare, Husain Halid, menjelaskan kegiatan fogging terus dilakukan di wilayah yang dinilai berpotensi terkena wabah demam berdarah. Peningkatan kegiatan fogging dilakukan setelah diketahui delapan orang warga penderita. “Jika ada warga dengan ciri-ciri demam tinggi dalam beberapa hari, muncul bintik merah di sekujur tubuh, segera dibawa ke rumah sakit atau puskesmas,” ucapnya.
Sementara itu jumlah penderita demam berdarah yang menjalani perawatan di RSUD Andi Djemma di Kabupaten Luwu Utara mencapai 40 orang. “Kami cukup kewalahan menanganinya,” kata Direktur RSUD Andi Djemma, Marhani Katma, kemarin, sembari meminta peran serta instansi lain mengatasinya.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Luwu Utara, Indah Putri Indriani, mengatakan telah mengirim 15 velbed ke rumah sakit yang kehabisan tempat tidur untuk pasien. “Kalau masih kurang, kami siap pinjam dari PMI daerah lain,” tutur Bupati Luwu Utara terpilih itu.
DIDIET HARYADI SYAHRIR | HASWADI