TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ade Komarudin enggan menanggapi soal kabar dia akan maju dalam bursa pemilihan Ketua Umum Golkar dalam musyawarah nasional luar biasa yang akan digelar pada Juni 2016.
"Saat ini, lebih bagus fokus bagaimana membuat Golkar menjadi utuh kembali. Soal itu (pencalonan dirinya) urusan gampang," katanya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 27 Januari 2016.
Nama Akom, begitu dia biasa disapa, mencuat dalam bursa pemilihan Ketua Umum Golkar setelah beberapa kali disebutkan oleh beberapa politikus senior partai tersebut. Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono, dan Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo sama-sama menyebut nama Akom dalam daftar kandidat mereka.
Menurut Bambang, selain Akom, ada dua calon lain yang diprediksi akan maju, yakni Ketua Fraksi Golkar Setya Novanto dan Sekretaris Jenderal Golkar versi Munas Bali, Idrus Marham. Sementara di Golkar versi Munas Ancol, kata Bambang Soesatyo, nama yang muncul adalah Airlangga Hartarto.
Dari semua calon itu, Bambang menilai Setya Novanto punya kans paling kecil. Menurut dia, kasus 'papa minta saham' yang menjerat Setya akan banyak menahannya. Namun, kata Bambang, peluang Novanto masih besar karena dia masih menempati posisi strategis sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR.
Mmusyawarah nasional luar biasa Partai Golkar diusulkan dalam rapat pimpinan nasional yang digelar Partai Golkar versi Munas Bali. Salah satu tujuan dari musyawarah nasional luar biasa ini untuk mengakhiri konflik internal yang memecah Golkar menjadi dua kubu.
EGI ADYATAMA