Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Kiat Jelaskan Terorisme kepada Anak-anak

image-gnews
Petugas kepolisian berjaga dengan membawa senjata saat melakukan pengamanan di lokasi  pengeboman saat Car Free Day di Sarinah, Jakarta, 17 Januari 2016. Aksi teror bom mengguncang kawasan ini pada Kamis lalu. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Petugas kepolisian berjaga dengan membawa senjata saat melakukan pengamanan di lokasi pengeboman saat Car Free Day di Sarinah, Jakarta, 17 Januari 2016. Aksi teror bom mengguncang kawasan ini pada Kamis lalu. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.COJakarta - Tak hanya pada orang dewasa, teror bom yang terjadi pekan lalu juga menyisakan trauma pada anak, baik trauma langsung (anak-anak yang berada di lokasi kejadian dan menyaksikan secara langsung) maupun trauma sekunder (anak-anak yang hanya mendengar tentang terorisme dari televisi, misalnya). 

Orang tua sering kali bingung bagaimana menjelaskan terorisme kepada anaknya. Terinspirasi dari harian NYTimes.com, Nathanael E.J. Sumampouw, dosen di Fakultas Psikologi UI, merangkum enam kiat menjelaskan soal aksi terorisme kepada anak-anak. Agar mudah diingat, Nathanael merangkumnya menjadi ABCDEF.

A) Ajukan Pertanyaan 
Cara pertama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah mengajukan pertanyaan tentang terorisme. "Tempatkan anak sebagai narasumber. Dengan demikian, kita akan tahu apa saja yang anak ketahui dan pahami," ujar dosen yang akrab disapa Nael ini. Jadikan pengetahuan anak sebagai tolak ukur Anda untuk menjelaskan pada langkah selanjutnya. 

B) Batasi
"Batas hal-hal yang mengandung kekerasan, seperti tayangan televisi, foto korban, ataupun media sosial, yang menyajikan berita-berita tentang terorisme," kata Nael. 

Tak hanya itu, sebagai orang tua yang bijak, ia melanjutkan, orang tua dituntut untuk beraksi sewajarnya ketika mendengar atau melihat berita-berita tentang terorisme. "Ingat, anak belajar dari orang tua. Jadi, kalau orang tua 'heboh', anak juga bisa heboh dan nantinya menimbulkan efek yang lebih besar," ucapnya. 

C) Ceritakan
Banyak orang tua berbohong kepada anak-anaknya dengan alasan tak ingin membuat anak merasa khawatir. Nael mengatakan lebih baik orang tua menceritakan apa yang terjadi dengan cara sederhana. 

"Misalnya, anak-anak dipulangkan lebih cepat dari sekolah karena ada bom, maka tanyalah: 'kenapa nangis atau teman kamu gimana?'. Lalu jelaskan bahwa sekarang dia sudah aman karena ada di rumah bersama Anda," tuturnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

D) Dengarkan
Biarkan anak bercerita dan dengarkanlah dia. Setiap anak memiliki perasaan dan pikiran yang harus diluapkan. Setelah itu, tenangkanlah anak Anda. 

E) Ekstra Perhatian, Ekstra Kasih Sayang 
Tunjukkan Anda peduli dan sangat menyayangi Anak Anda. Untuk menghilangkan trauma, berikan dia perhatian lebih. "Misalnya, biasanya Anda pulang dari kantor malam hari. Nah, setelah kejadian tersebut, coba pulang lebih awal, misalnya jam 4 sore selama satu minggu," katanya. 

F) Fokus
Jangan biarkan rutinitas anak menjadi kacau akibat tragedi sebelumnya. "Fokus pada aktivitas atau rutinitas anak, misalnya tetap sekolah atau main bola dan lainnya," ujar pria yang menyelesaikan studi S-2 di Universitas Indonesia pada 2007 ini. 

Menurut salah satu staf di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini, satu hal yang penting diberitahukan kepada anak-anak adalah, di balik kejahatan, ada juga sosok-sosok yang siap melawan kejahatan dan menolong korban. "Katakan bahwa kita juga memiliki tentara dan polisi yang melawan kejahatan dan para dokter yang akan menolong korban," tuturnya. 

DINI TEJA

Baca juga:
Hati-hati, Sikap Ini Tumbuhkan Bibit Terorisme
Akun Bahrun Naim Ngeblog Lagi, Ulas Serangan Bom Thamrin

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

24 April 2020

Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI). (ANTARA/Feru Lantara)
Pusat Krisis Covid-19 UI Berikan Layanan Konseling

Tim khusus FIK UI ini mengedukasi masyarakat tentang penularan, pencegahan dan tanda gejala COVID-19 hingga kesehatan mental masyarakat selama wabah.


Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

24 April 2020

Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI). (ANTARA/Feru Lantara)
Peringkat UI Melonjak di World University Impact Rankings 2020

Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 47 dunia sebagai perguruan tinggi yang mampu memberikan dampak bagi sosial dan ekonomi bangsa.


Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

24 April 2020

Gedung Rektorat UI. ANTARA/Feru Lantara
Cegah Covid-19, DPPM UI Salurkan Bantuan Paket Kebersihan Diri

DPPM UI menyalurkan bantuan berupa 1.368 paket kebersihan diri berupa sampo, sikat dan pasta gigi untuk menunjang sanitasi cegah Covid-19.


Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

24 April 2020

Ilustrasi pasien (pixabay.com)
Ramadan, 11 Kelompok Pasien Ini Dianjurkan Tidak Puasa

Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan ada 11 kelompok pasien yang dianjurkan tidak berpuasa selama Ramadan.


UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

24 April 2020

Kampus UI (twitter/UI)
UI, UGM, IPB Masuk 100 Universitas Versi Times Higher Education

Berdasarkan peringkat Times Higher Education Universitas Indonesia berada di urutan ke 47, UGM 72, dan IPB peringkat 77.


Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

23 April 2020

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (kanan) berjalan memasuki ruangan didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) sebelum rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 22 November 2019. Rapat ini juga membahas fasilitas perpajakan untuk penguatan perekonomian. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Prabowo 'Bela' Jokowi, Pengamat: Pemerintah Dalam Tekanan

Pengamat dari Puskapol UI menyebut munculnya Prabowo yang membela Jokowi menunjukkan pemerintah sedang dalam tekanan menghadapi Covid-19.


UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

18 April 2020

Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020. Pasien rujukan dalam pengawasan terkait virus corona dirawat di ruang isolasi di gedung Pinere. ANTARA/Hafidz Mubarak A
UI Kembangkan APD Pemurni Udara untuk Petugas Medis COVID-19

Inovasi APD ini diharapkan mampu melindungi para petugas medis yang bertugas merawat para pasien COVID-19.


UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

14 April 2020

Gedung Rektorat Universitas Indonesia. TEMPO/Gunawan Wicaksono
UI Terima 1.636 Mahasiswa Baru Jalur Prestasi Akademik

Jumlah tersebut terdiri atas 739 calon mahasiswa program Vokasi, 640 program Sarjana Kelas Paralel, dan 257 program Sarjana Kelas Internasional.


UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

8 April 2020

Kampus UI (twitter/UI)
UI Terima 1.106 Mahasiswa Baru melalui SNMPTN 2020

Setelah SNMPTN 2020, ada jalur penerimaan lain yang dibuka yakni SBMPTN dan SIMAK UI. Proses seleksi ikut dipengaruhi wabah COVID-19.


UI Kembangkan Ventilator Transport untuk Penanganan COVID-19

7 April 2020

Ventilator Transport Lokal Rendah Biaya Berbasis Sistem Pneumatik (COVENT-20) yang dikembangkan oleh Universitas Indonesia untuk penanganan Covid-19. Kredit: Humas UI
UI Kembangkan Ventilator Transport untuk Penanganan COVID-19

COVENT-20 mudah dioperasikan dan aman bagi PDP atau pasien positif COVID-19 untuk perjalanan dari rumah atau ruangan observasi ke ruangan isolasi.