TEMPO.CO, Kupang - Gerakan fajar Nusantara (Gafatar) di Provinsi Nusa Tenggara Timur sejak 2012 melaksanakan berbagai kegiatan sosial, seperti membagikan bibit tanaman kepada petani di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
"Mereka membagikan bibit kepada petani dan melakukan kegiatan sosial lainnya," kata Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Nusa Tenggara Timur Sisilia Sona, Kamis, 14 Januari 2016.
Selain membagikan bibit, menurut Sisilia, Gafatar menggelar donor darah, pelayanan kesehatan gratis, dan kursus Bahasa Inggris gratis. "Kegiatan sosial ini hanya kedok untuk memuluskan ajaran sesat mereka," katanya.
Karena dianggap sesat, permintaan izin yang diajukan ditolak pemerintah. "Mereka mengajukan izin. Saya tahan karena curiga dengan gerakan organisasi ini," katanya.
Di Nusa Tenggara Timur, Gafatar sudah ada sejak 2012. Anggotanya ditemukan sebanyak 103 orang di lima kabupaten di Nusa Tenggara Timur, yakni Sumba Timur, Sikka, Kabupaten Kupang, Kota Kupang, dan Timor Tengah Selatan.
Sebanyak 103 orang asal Jawa, Kalimantan, dan Sumatera, yang menyebarkan Gafatar di Nusa Tenggara Timur, sudah diusir kembali ke daerahnya. "Kami sudah memulangkan mereka karena menyebarkan ajaran sesat itu," ujarnya.
YOHANES SEO