TEMPO.CO, Bandung - Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, pembebasan lahan untuk danau buatan di Gedebage, Bandung, tempat masjid terapung di bagian atasnya, ditargetkan tuntas tahun ini. “Kami sudah anggarkan lagi tahun 2016 dari seluruh tanah yang dipersyaratkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” kata dia selepas rapat bersama dengan perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Permuahan Rakyat, serta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bandung, Rabu, 13 Januari 2016.
Pemerintah provinsi Jawa Barat mendapat tugas membebaskan lahan bakal danau buatan, sekaligus membiayai pembangunan masjid terapung di atasnya. Rancangan masjid itu diserahkan pada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Sementara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum mengerjakan pembangunan danau buatan.
Iwa mengatakan, pemerintah provinsi sudah menggelontorkan Rp 150 miliar sepanjang 2015 untuk penyediaan lahan danau buatan. Tahun ini anggarannya akan ditambah Rp 75 miliar. Tanah yang sudah dibebaskan baru 5 hektare, dari luas danau buatan yang dirancang BBWS Citarum 10 hektare. “Pak Wali Kota menyarankan 20 hektare,” kata dia.
Menurut Iwa, rapat menyepakati agar pemerintah provinsi mengirim surat pada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk memperluas danau buatan itu, sekaligus bisa memulai pengucuran anggaran untuk membangun danau itu dari tanah yang sudah tersedia. “Kami akan usulkan ke Menteri supaya bisa ditindaklanjuti mengalokasikan anggaran konstruksi di danau tersebut,” kata dia.
Iwa mengatakan, pemerintah provinsi akan memulai pembangunan struktur pondasi masjid itu tahun ini dengan dana yang sudah tersedia Rp 90 miliar. Pembangunan fisik masjid sendiri akan dimulai tahun depan. “Bangunannya lebih mahal lagi. Penggarapannya bertahap. Kami mulai 2017 karena untuk konstruksi,” kata dia.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Direktorat Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Yudha Mediawan mengatakan, lembaganya sudah menuntaskan studi danau buatan itu yang dirancang luasnya 10 hektare. “Tapi kebutuhan di lapangan kata Pak Wali antara 20 hektare sampai 30 hektare. Mangga saja tapi tolong dibuatkan suratnya dari gubernur ke Pak Menteri sehingga kami akan menyesuaikan,” kata dia selepas rapat itu.
Yudha mengatakan, BBWS merancang danau buatan itu seluas 10 hektare, dengan kedalaman rata-rata 3 meter. Pasokan air untuk mengisi danau itu berasal dari Sungai Cinambo, anak Sungai Citarum yang saat ini tengah dalam proses pengerjaan normalisasi. “Kalau 10 hektare kurang lebih 300 ribu meter kubik, kalau 20 ribu hektare, tinggal kalikan saja,” kata dia.
Menurut Yudha, dengan luas 20 ribu hektare, volume dana itu setara dengan bendungan kecil. Danau bauatan itu dirancang sedikitnya punya dua fungsi, pertama pengendalian banjir, serta pasokan air baku untuk Kota Bandung. Pembangunan danau seluas 10 hektare, dengan menghitung biaya galiannya saja berkisar Rp 45 miliar.
Pengendalian banjir misalnya, kolam danau yang sehari-harinya tidak akan terisi penuh itu akan menjadi tempat penampungan air saat terjadi puncak banjir. “Grafik puncak banjir itu ada puncaknya, banjir itu tidak seterusnya tinggi. Sesaat naik puncak banjir ini dipotong, disimpan dulu di danau itu supaya tidak meluap kemana-mana,” kata Yudha.
Air danau itu jgua dirancang untuk menjadi salah satu sumber air baku. Yudha mengatakan, kebutuhan air baku Kota Bandung setara 15 meter kubik per detik, dan saat ini baru tersedia antara 6-7 meter kubik per detik dan baru menjangkau 60 persen warganya. Selain dari danau, sejumlah sumber air juga tengah dipersiapkan menambah pasokan air baku Kota Bandung. “Arahnya untuk penyiapan air baku Bandung metropolitan,” kata Yudha.
Wali Kota Ridwan Kamil membenarkan meminta rancangan danau buatan lebih luas lagi. “Dari perhitungan tim insinyur di Pemkot, dari ahli Belanca, meyatakan total 30 hektare. Tapi dari pusat menyatakan sementara 10 hektare, kalau lebih besar tidak masalah,” kata dia selepas rapat itu, Rabu, 13 Januari 2015.
Ridwan mengatakan, danau itu selain memiliki fungsi pengendali banjir, cadangan air baku, juga fungsi sosial. “Nanti ada tempat piknik,” kata dia.
Lokasi danau buatan itu berada bersebelahan dengan rel kereta api yang lokasinya persis di belakang Markas Polda Jawa Barat. “Sebelah selatan rel kereta api di belakang Polda. Kalau ditarik garis lurus dari Polda, di situ,” kata Ridwan.
AHMAD FIKRI