TEMPO.CO, Yogyakarta - Seorang nenek 69 tahun berinisial LM warga Taman Mangu Indah No. E.7/11, Pondok Aren, Tangerang, Banten tidak bisa berangkat ke Jakarta dengan pesawat. Nenek ini ditangkap petugas bandar udara Adisutjipto Yogyakarta, Jumat pagi, 8 Januari 2016 setelah mengaku membawa bom dan granat.
Mendengar pernyataan itu, petugas keamanan langsung menangkap perempuan itu untuk diinterogasi oleh pihak Angkasa Pura I dan Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara.
Baca Juga:
"Meskipun mengaku hanya bercanda, kami tetap mengamankan dan menyerahkan ke TNI Angkatan Udara untuk diproses," kata General Manager Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta, Agus Wahyu Purnama di kantornya, Jumat, 8 Januari 2016.
Walhasil, nenek, anak serta satu cucunya tidak jadi ke Jakarta dengan pesawat Lion Air TT 565 tujuan bandar udara internasional Sukarno-Hatta Cengkareng.
Insiden ini bermula sekitar pukul 07.12 WIB ketika nenek ini tidak mau antre saat ada pemeriksaan memasuki ruang tunggu bandar udara. Setelah ditegur petugas, wanita ini mengaku lelah karena lama menunggu.
Saat melewati proses pemeriksaan security door, wanita ini kembali tidak kooperatif untuk mengikuti antrean. Bahkan, saat dilakukan pemeriksaan menggunakan metal detector, dia terus terang mengaku membawa bom.
Karena ucapan itu, maka pihak Aviation Security terminal A langsung mengamankan dan menangkap nenek itu. "Demi keamanan, setelah koordinasi dengan otoritas bandar udara termasuk TNI Angkatan Udara, dia tidak boleh ikut terbang beserta keluarganya," kata Agus.
Agus menyatakan, pemeriksaan di bandar udara saat ini diperketat sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 127 tahun 2015 tentang keamanan penerbangan nasional. "Jangan mengucapkan kalimat yang membahayakan penerbangan," kata Agus.
Kepala Penerangan dan Perpustakaan Pangkalan Udara Adisutjipto Mayor (sus) Hamdi Londong Allo menyatakan, masyarakat diimbau supaya tidak bercanda soal hal sensitif seperti membawa bom atau bahan peledak. Alih-alih membuat tertawa petugas atau teman, namun justru ancaman hukuman menanti. "Kalau bercanda soal bom di dunia penerbangan itu sangat sensitif," kata dia.
M SYAIFULLAH