TEMPO.CO, Yogyakarta - Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta menduga maraknya orang hilang belakangan ini diduga mengikikuti organisasi atau aliran radikal. Kejaksaan memang mengawasi organisasi atau aliran radikal. "Kami berkoordinasi dengan polisi jika memang mengarah ke gerakan radikal," kata Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi DIY, Joko Purwanto, Jumat, 8 Januari 2016.
Melalui Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan, Kejaksaan mengawasi banyak organisasi dan aliran yang berkembang di DIY. Belakangan sejumlah orang dilaporkan hilang atau memutus hubungan dengan keluarga karena diduga mengikuti gerakan radikal.
Tim koordinasi itu langsung dipimpin Kepala Kejaksaan Tinggi DIY dengan anggota perwakilan dari Pemerintah Daerah Tingkat I, Komando Resor Militer 072/Pamungkas, Kepolisian Daerah diPolda DIY, Kanwil Kementerian Agama, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, serta Badan Intelijen Daerah. Tugasnya, mengantisipasi tumbuhnya kelompok radikal dibalik aliran kepercayaan dan keagamaan.
Joko mengatakan dari hasil identifikasi timnya, ada 79 aliran kepercayaan dan aliran keagamaan di DIY. Namun, dari data itu, tidak ada yang beraliran radikal. "Kami terus memantau. Untuk penyelidikan kasus orang hilang ditangani kepolisian," kata dia.
Di DIY, dalam tiga bulan terakhir ada beberapa orang yang hilang atau menghilang dan putus kontak dengan keluarga. Terakhir, hilangnya dokter cantik asal Lampung, yaitu Rica Tri Handayani, 28 tahun. Juga, anaknya Zafran Alif Wicaksono, yang masih balita. Mereka menghilang setelah dijemput suadara sepupunya di rumah kerabatnya di Ngemplak Sleman, 30 Desember tahun lalu.
Sebelumnya dilaporkan Diah Ayu Yulianingsih, 28 tahun, warga Perumahan Candi Gebang Permai IV No 1 Jetis 18/66 Wedomartani, Ngemplak, Sleman, hilang bersama anaknya Raina Ayranica Calya Putri, setelah rumah mereka didatangi seorang perempuan tak dikenal, Jumat, 11 Desember 2015 lalu.
Yang luput dari pemberitaan, hilangnya pegawai negeri RSUP dr. Sardjito berinisal ES, berumur 40-an tahun. Ia menghilang bersama suami dan anak-anaknya sejak Oktober tahun lalu.
MUH SYAIFULLAH