TEMPO.CO, Lumajang - Peringatan Maulid Nabi Muhammad dirayakan sederhana di permukiman Suku Tengger di Desa Argosari, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu malam, 23 Desember 2015. Tak kurang dari seratus anggota suku yang baru masuk Islam di dua dusun berkumpul di Masjid Al Hidayah, Dusun Bakalan, Desa Argosari.
Masjid ini berada di ketinggian lebih dari 2000 meter diatas permukaan laut. Juru dakwah kawasan Tengger, Didin Pratanto mengatakan malam Maulid Nabi Muhammad dirayakan secara meriah walaupun sederhana. Warga dari dua dusun, yakni Bakalan dan Argosari, yang datang ke masjid membawa makanan dan buah-buahan.
"Warga sudah berkumpul sejak magrib kendati acara digelar setelah isya," kata Didin yang sudah lebih dari delapan tahun berdakwah di kawasan Tengger. Acara diawali dengan memainkan musik hadrah atau rebana alias terbangan yang dimainkan oleh warga mualaf dari Suku Tengger.
Ketika menginjak waktu salat isya, warga salah berjamaah dan mengisi acara dengan pengajian."Dakwah saya pada intinya soal bagaimana mencintai rasul Muhammad," kata Didin, Kamis siang, 24 Desember 2015. Materi yang disampaikan Didin dalam dakwahnya itu juga menyangkut sejarah tentang Nabi Muhammad.
"Mencintai Muhammad berarti meneladani ajarannya dan melakukan apa yang dikerjakannya," kata dia. Artinya, kata Didin, dengan menjalankan salat serta berpuasa. Setelah acara siraman rohani, baru kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Acara peringatan Maulid Nabi ini baru selesai sekitar pukul 21.00 WIB.
Didin mengatakan ada tiga titik lokasi perayaan Maulid Nabi di kawasan Tengger di Desa Argosari selain di Masjid Al Hidayah. Ratusan mualaf Tengger lainnya berkumpul di masjid di Dusun Pusung Duwur, Gedog dan Puncak. "Acaranya sama, makan bersama di masjid atau langgar," ujar dia.
Didin mengatakan sudah sekitar delapan tahun dia mendampingi acara memperingati Maulid Nabi di Desa Argosari. "Warga sangat antusias mengikuti acara maulidan ini," kata dia.
DAVID PRIYASIDHARTA