TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menyerang Kabupaten Subang, Jawa Barat. "Trennya terus mengalami peningkatan, masyarakat harus lebih waspada lagi," kata Maxi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan (P2P & PL), Rabu, 23 Desember 2015.
Hingga saat ini, sembilan korban meninggal dunia. Sedangkan 633 orang lainnya masih dirawat di Puskesmas dan rumah sakit.
Warga yang paling banyak terserang gigitan nyamuk DB tersebut, yakni warga di Kecamatan Pagaden, Subang, Cipunagara, Cisalak, dan Pagaden Barat. "Di lima kecamatan itu kami terus melakukan upaya fogging," Maxi menjelaskan.
Menurut dia, ada upaya antisipasi buat mencegah terus mewabahnya serangan demam berdarah dengue yang paling efektif dan mudah sekali dilakukan warga. Yakni dengan cara menguras bak mandi, mengubur kaleng bekas, dan menutup tempat penyimpanan air.
Wakil Direktur Rumah Sakit Ciereng Subang Dwinan Marchiawati menjelaskan data terakhir jumlah pasien yang dirawat sebanyak 330 orang. Jumlah pasien penderita DBD yang menjalani rawat inap di Ciereng setiap hari rata-rata 25 hingga 45 orang.
Hampir setiap ruangan mayoritas ditempati penderita DBD. Namun belum ada penderita yang meninggal di rumah sakit Ciereng ini.
Dwinan memprediksi jumlah penderita DBD akan terus meningkat dengan makin tingginya curah hujan yang turun di Subang. "Serangan DBD akan mencapai puncaknya pada medio Januari-Februari," ia menyampaikan perkiraannya.
Hendi Kusmayadi, warga Kecamatan Purwadadi, mengatakan bahwa di lingkungannya ada tiga warga yang saling bertetangga terserang DBD secara bersamaan. "Namanya Silvia, Ika, dan Fajar. Ketiganya warga Dusun Warung Asem, Kecamatan Purwadadi," katanya.
Ia mengaku telah meminta kepada pihak Puskesmas Purwadadi segera melakukan upaya pengasapan sarang nyamuk di rumah-rumah penduduk. "Tapi tak digubris," Hendi menyampaikan kekesalannya.
NANANG SUTISNA