TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah diminta mewaspadai proxy war atau perang model baru yang menggunakan pihak ketiga untuk melemahkan lawan. Salah satu cara dalam proxy war adalah menggunakan pihak ketiga, biasanya lembaga internasional, untuk membawa kebijakan asing menjadi regulasi dalam negeri.
Pengamat kebijakan ekonomi, Salamudin Daeng, mencontohkan, modus tersebut diterapkan dalam pembentukan regulasi yang mengatur ekonomi di Indonesia. "Ada sekitar 450 regulasi ekonomi di Indonesia yang mengadopsi regulasi internasional," katanya. Temuan tersebut dituangkan ke dalam buku berjudul Kudeta Putih: Reformasi dan Pelembagaan Kepentingan Asing dalam Ekonomi Indonesia.
Pemerintah dinilai perlu waspada agar bisa mengantisipasi perang tersebut. Pemerintah perlu memetakan kembali berbagai perjanjian internasional yang melibatkan kepentingan global di dalamnya. Ia meminta supaya pemerintah membuat regulasi yang mengutamakan nasionalisme dan kesejahteraan masyarakat.
Pengamat bidang pertahanan dan dosen Universitas Pertahanan, Yono Reksodiprojo, mengatakan saat ini Indonesia sedang dalam darurat proxy war. Namun, karena proxy war adalah pertempuran yang halus, tidak banyak orang yang sadar atas kondisi tersebut, bahkan tidak sadar telah menjadi korban.
Ia menyebutkan dua hal untuk melawan ancaman proxy war. "Pendidikan dan informasi," ujarnya. Pendidikan dianggap penting untuk memahami isu. Menurut dia, banyak proxy yang tidak mampu memahami isu sehingga menjadi korban. Cara kedua adalah memanfaatkan informasi. "Peran media yang paling dominan."
Dony Lumingas, Presidium Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI), mengatakan ancaman proxy war dapat dilihat dari maraknya adu domba penegak hukum, pecah belah partai politik, hingga penyelundupan narkoba. "Modus perang proxy adalah intervensi pembuatan undang-undang dan regulasi," tuturnya. Menurut dia, Indonesia akan dikuasai negara lain bila pemerintah tak mengambil langkah antisipasi.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan Indonesia telah menjadi incaran negara asing. Menurut dia, sudah ada upaya negara-negara asing menguasai kekayaan alam Indonesia dengan berbagai cara, salah satunya melalui proxy war. Gatot menyatakan proxy war sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peta konflik dunia diprediksi akan bergeser seiring makin menipisnya sumber energi fosil. Saat ini sebagian besar konflik di dunia berlatar belakang energi. Namun, diprediksi, cadangan minyak bumi dunia akan habis pada 2043. Selanjutnya, motif konflik akan bergeser ke persoalan penguasaan sumber pangan, air bersih, dan energi hayati yang semuanya berada satu lokasi, yaitu di daerah ekuator. Indonesia adalah salah satu negara paling strategis di kawasan ekuator, selain Afrika Tengah dan Amerika Latin.
VINDRY FLORENTIN