TEMPO.CO, Wajo - Perayaan Natal tahun ini yang semestinya dirayakan dengan riang gembira justru menjadi hujan air mata bagi keluarga Berta. Niat perempuan berusia 62 tahun itu pulang ke Makassar bersama dua cucunya mesti dilalui dengan perjuangan berat. KM Marina Baru 2B yang mereka tumpangi karam di sekitar perairan Kolaka Utara, Sulawesi Selatan.
Sembari sesekali menyeka air matanya, Berta mengisahkan upayanya melawan ombak besar di Teluk Bone hingga berhasil ditemukan nelayan setempat di perairan Bone Puteh pada Sabtu, 19 Desember 2015. Masih terkenang jelas di ingatannya detik-detik karamnya Marina Baru 2B. Ketika itu, semua penumpang panik.
Menurut Berta, banyak penumpang yang sibuk memasang jaket pelampung. "Saya langsung memeluk dan memegang cucuku, Rafli. Sedangkan kakaknya, Rigel, berada di sampingku," kata Berta kepada Tempo di ruang perawatan II Rumah Sakit Umum Siwa, Sulawesi Selatan, Ahad, 20 Desember 2015. Seperti penumpang lain, Berta sudah memakai jaket pelampung.
Dua tangannya memeluk Rafli dan sebuah pelampung. Rencananya, pelampung itu akan dipasangkan ke tubuh Rafli. "Tapi sudah tidak sempat, karena kapal penuh dengan air. Saya terus memegang tangan cucuku sampai akhirnya kami semua terempas dari kapal setelah dihantam ombak setinggi 6 meter," ucap Berta, yang masih tak mampu menahan air matanya.
Berdasarkan data sementara, Senin, 21 Desember 2015, pukul 13.00 Wita, 42 dari total 118 penumpang dan awak kapal berhasil dievakuasi. Sebanyak 76 penumpang dinyatakan hilang. Korban kebanyakan ditemukan di perairan Kolaka Utara, termasuk tiga korban tewas, yakni Firdaus, 9 tahun; Mutmainnah, 9 bulan; dan Sitti Badriah, 50 tahun.
KM Marina Baru 2B bertolak dari Pelabuhan Tobaku menuju Pelabuhan Siwa pada Sabtu, 19 Desember, pukul 11.00 Wita. Dalam perjalanan, kapal yang memuat lebih dari seratus penumpang itu dihantam ombak tinggi. Akibatnya, bak mesin kapal itu pecah dan kemasukan air sehingga karam. Nakhoda kapal Marina sempat mengabarkan kondisi cuaca yang buruk ke pihak syahbandar sebelum kapal dinyatakan hilang kontak dan karam.
HASWADI | TRI YARI KURNIAWAN