TEMPO.CO, Pekanbaru - Banjir merendam puluhan desa di Rokan Hulu dan Kampar, Riau. Terjangan banjir dan tanah longsor menyebabkan beberapa desa terisolasi.
Ketujuh desa itu adalah Desa Deras Kajak, Desa Tanjung Karang, Desa Batu Sasak, Desa Pangkalan Kapas, Desa Lubuk Bigau, Desa Tanjung Permai, dan Kebun Tinggi.
Banjir juga merendam 60 unit rumah di Desa Pulau Rambai, Kecamatan Kampar Timur. Sebanyak 50 rumah dengan 80 kepala keluarga juga terendam banjir di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu.
Di Rokan Hulu banjir juga merendam tiga desa akibat meluapnya aliran Sungai Batang Lubuh seusai diguyur hujan deras beberapa hari terakhir. Ketiga desa tersebut, yakni Desa Pematang Berangan, Desa Babusallam, dan Desa Rambah Tengah Utara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger mengaku petugas penanggulangan bencana beserta Dinas Sosial setempat telah turun ke lokasi memberi bantuan logistik berupa kebutuhan tenda darurat, dapur umum, dan pangan untuk dua daerah yang terendam banjir. “Kami sudah menyalurkan bantuan untuk kedua daerah,” kata Edwar, Selasa, 16 Desember 2015.
Menurut Edwar, bantuan pangan dan logistik telah disalurkan melalui helikopter untuk desa yang terisolasi akibat terjangan banjir bandang dan tanah longsor. Namun sejauh ini, kata Edwar, akses jalan ke tujuh desa yang terisolasi sudah dapat dibuka, tapi hanya bisa dilalui sepeda motor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kampar Muhammad Nasir menyebutkan, pihaknya tengah mempersiapkan bantuan logistik berupa 30 paket lauk pauk dan 20 paket makanan tambahan gizi untuk tujuh desa yang terisolasi di Kampar Kiri Hulu menggunakan helikopter. Bantuan bakal diturunkan di lapangan Desa Kebun Tinggi untuk didistribusikan ke desa lainnya.
Selain itu, kata Nasir, bantuan perahu karet sudah disalurkan untuk Desa Pulau Rambai, Kecamatan Kampar Timur, dan Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu. “Kami sudah mengirimkan bantuan satu unit perahu karet untuk penyeberangan masyarakat,” ucapnya.
Nasir menjelaskan, banjir yang melanda beberapa desa di Kampar diakibatkan luapan air Sungai Kampar menyusul tingginya curah hujan yang mengguyur daerah itu sejak sebulan terakhir. Debit air Sungai Kampar kian meninggi hingga 6 meter menyusul dibukanya pintu air waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang.
Menurut Nasir, pintu air PLTA Koto Panjang terpaksa dibuka karena aliran air semakin deras dari daerah hulu sungai yang berada di Sumatera Barat, yang juga tengah dilanda musim hujan. “Jika pintu air tidak dibuka perlahan, tanggul bisa jebol,” ujarnya.
Akibatnya, aliran sungai turut merendam beberapa desa yang berada di daerah aliran sungai (DAS). Nasir mengaku telah memberi peringatan kepada warga. Hingga kini, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kampar masih terus bersiaga menghadapi banjir mengingat musim hujan dalam intensitas tinggi masih terus mengguyur daerah hulu sungai di Sumatera Barat.
“Saat ini air sudah mulai surut, tapi kami tetap bersiaga karena di daerah hulu Sumatera Barat masih berpotensi hujan deras,” jelasnya.
RIYAN NOFITRA