TEMPO.CO, Surabaya - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tengah mempersiapkan kurikulum yang menerapkan pembelajaran dengan dwi bahasa atau dual language: Inggris dan Indonesia. Pembelajaran dual language itu dirancang agar dapat meningkatkan daya saing mahasiswa pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Namun, perguruan tinggi swasta pesimistis kebijakan itu berjalan lancar. “Kemungkinan berhasil diterapkan keci;, menurut saya malah nggak akan jalan,” kata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Jawa Timur, Suko Wiyono, Senin, 30 November 2015.
Alasannya, selama ini proses penerimaan dosen saja tak menggunakan tes bahasa asing. Selain itu, kebijakan penggunaan bahasa asing tersebut terkesan mendadak. “Bagi perguruan tinggi yang siap silakan, sedangkan yang belum silakan menyiapkan diri.”
Suko menambahkan, penyelenggaraan perkuliahan dengan dwi bahasa menjelang MEA harus didukung dengan sistem pendidikan yang kuat. Ia mencontohkan semangat penggunaan bahasa Inggris dalam kurikulum Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) beberapa waktu silam. “Ternyata bahasanya tetap bahasa Indonesia, karena para guru belum siap,” ujarnya.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah pusat kerap berganti. Di tingkat sekolah dasar, menurut Suko, pendidikan bahasa asing yang sempat ada kini malah dihapus. “Akhirnya bingung karena kebijakan berubah-ubah. Jadi kebijakan menteri yang baru ini ya silakan, tapi harap dipikir yang betul.”
Rencananya, kurikulum dual language mulai diterapkan pada 2016. “Kurikulum yang didesain pada masa depan akan dirancang proses belajar dengan dual language,” tutur Menristekdikti Muhammad Nasir di Universitas Airlangga Surabaya, Sabtu, 28 November lalu.
Secara bertahap, pihaknya akan mewajibkan semua mahasiswa dan dosen menggunakan bahasa Inggris dalam berinteraksi. Semua referensi yang digunakan di kampus pun harus berbahasa Inggris. “Dengan begitu, penguasaan bahasa Inggris menjadi given. Semua akan kami syaratkan di perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi negeri,” ujarnya.
ARTIKA RACHMI FARMITA