TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai NasDem, Taufiqulhadi, mengatakan mosi tidak percaya atas kepemimpinan Setya Novanto sebagai Ketua DPR terus berlanjut. "Selembaran tanda-tangan sudah memutar di anggota dewan," kata dia, Senin, 23 November 2015.
Anggota Komisi Hukum ini belum tahu sudah beberapa anggota dewan yang sudah meneken mosi tidak percaya tersebut. Taufiqulhadi pun sadar gerakan mosi tidak percaya itu mempunyai dampak hukum.
Menurut Taufiqulhadi, mosi tidak percaya ini hanya untuk gerakan moral yang bertujuan meminta Setya mundur dari jabatannya selalu Ketua DPR. "Tapi tetap menunggu keputusan Mahkamah Kehormatan Dewan," kata dia.
Nama Setya sepekan terakhir ini disorot setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan, Senin lalu. Sudirman menyodorkan transkrip dan rekaman pembicaraan antara Setya; bos Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin; dan saudagar minyak Mohammad Riza Chalid.
Dalam transkrip yang beredar, ketiganya digambarkan membicarakan rencana berbagi saham. Setya menyebut nama Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan.
Politikus PDI-P Masinton Pasaribu mengatakan setuju dengan gerakan mosi tidak percaya. Menurut dia, gerakan ini bukan gerakan fraksi dan tidak memiliki dampak apapun. "Biar masyarakat tahu, anggota Dewan banyak yang tidak setuju dengan kepemimpinan Setya," katanya.
Sekretaris Fraksi Nasdem, Syarief Alkadrie, menuturkan fraksinya tidak akan mengakomodasi gerakan mosi tidak percaya. Menurut dia, gerakan itu murni personal anggota DPR dan tidak mempunyai mekanisme.
HUSSEIN ABRI YUSUF
Baca juga:
Di Balik Heboh Setya Novanto: 3 Hal Penting yang Perlu Anda Tahu
Segera Dipanggil Mahkamah, Ini Sederet Jerat Setya Novanto