TEMPO.CO, Jakarta - Bencana kebakaran yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera diperkirakan bakal berakhir November mendatang. “Menjelang akhir Oktober ini, hujan sudah mulai turun,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Andi Eka Sakya kepada Tempo, Rabu, 28 Oktober 2015.
Saat ini, ucap Andi, sebaran titik api di sejumlah daerah masih banyak. Meski begitu, jumlahnya semakin berkurang mengingat hujan ringan mulai terjadi pada akhir pekan ini.
Diperkirakan, hujan ringan akan mengguyur beberapa wilayah dengan intensitas 50 milimeter per sepuluh hari. Namun itu belum cukup untuk betul-betul memadamkan seluruh lahan dan hutan yang terbakar,” ujarnya.
Meski demikian, hujan yang terjadi saat ini cukup membantu proses pemadaman api dan upaya pemerintah menghalau bencana asap semakin meluas. Andi memperkirakan, pada November mendatang, hujan turun semakin merata di sejumlah daerah. “Mudah-mudahan hujan makin merata dan dampak EN15 semakin berkurang sehingga dapat membantu mengatasi masalah asap.”
Pejabat BMKG, Mulyono Prabowo, menuturkan sebaran titik api terlihat semakin berkurang. Dari pantauannya lewat satelit Terra dan Aqua, titik api di Sumatera menurun menjadi sepuluh. Sedangkan di Kalimantan, titik panas sebanyak 82.
Titik api di Sulawesi yang sebelumnya sempat meningkat saat ini hanya terpantau di 40 kawasan saja. Begitu juga yang terjadi di Nusa Tenggara yang mencapai 37 kawasan dan Jawa dengan sembilan area yang terpusat di Jawa Timur.
Adapun di Maluku dan Papua, jumlah titik api bisa ditekan menjadi lima. “Diharapkan hujan dapat meredam titik panas,” kata Mulyono. Setidaknya, meski intensitasnya belum tinggi, hujan dapat mengurangi sebaran asap. “Jumlah hotspot pagi ini termonitor semakin berkurang.”
AVIT HIDAYAT