Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Setahun Jokowi: Kepuasan Atas Kerja Jokowi Hanya 50,6 Persen

Editor

Agoeng Wijaya

image-gnews
Mahasiswa Universitas Islam Syekh Yusuf dan Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI) berunjuk rasa memperingati setahun pemerintahan Jokowi-JK di Tangerang, Banten, 21 Oktober 2015. Mahasiswa menilai pemerintahan Jokowi-JK gagal dalam setahun Pemerintahannya. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Mahasiswa Universitas Islam Syekh Yusuf dan Gerakan Mahasiswa Indonesia (GMI) berunjuk rasa memperingati setahun pemerintahan Jokowi-JK di Tangerang, Banten, 21 Oktober 2015. Mahasiswa menilai pemerintahan Jokowi-JK gagal dalam setahun Pemerintahannya. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei lembaga Center for Strategic and International Studies  menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla cukup rendah. Sigi yang dilakukan pada 14-21 Oktober 2015 menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah hanya 50,6 persen. “Ini menunjukkan bahwa publik masih terpolarisasi dengan pola dukungan di pemilihan presiden kemarin,” kata peneliti CSIS Arya Fernandes di Hotel Atlet Century, Jakarta, Ahad, 25 Oktober 2015.

Sigi ini melibatkan 1.183 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Responden merupakan warga Indonesia yang mempunyai hak pilih pada Pemilu 2014.

Menurut Arya, ketidakpuasan terbesar di bidang ekonomi yakni 69,1 persen, bidang politik 53,8 persen, bidang hukum 45,8 persen, dan bidang maritim 32,8 persen. "Meski pemerintah mengeluarkan 5 paket kebijakan ekonomi, publik masih menunggu reaksi dan implementasi paket itu," ujarnya.

Adapun kepuasan tertinggi publik terhadap kinerja pemerintah di bidang maritim sebesar 59,4 persen, diikuti penegakan hukum yakni 51,1 persen, bidang politik 40 persen, dan bidang ekonomi 30 persen.

Peneliti senior CSIS, J. Kristiadi menilai hasil puas dan ketidakpuasan masyarakat hampir sama dengan pemilihan presiden pada tahun lalu. Kala itu, kata dia, masyarakat terbelah dua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, tahun ini merupakan masa penyembuhan luka batin terbelahnya publik, yakni antara pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo Subianto. “Ini tahun-tahun recovery, mudah-mudahan mulai cair, tapi bekas-bekas itu masih ada,” ujar Kristiadi.

Pada sisi lain, kata dia, Jokowi menghadapi tak ada dukungan maupun konsolidasi kekuatan di internal pemerintah. Bahkan, Jokowi merupakan satu-satunya presiden setelah masa reformasi yang mendapat kritikan paling keras dari partai pendukungnya. “Pemerintahan Pak Jokowi, kacau tapi tetap terorganisir,” ujar Kristiadi.

LINDA TRIANITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Kata Pakar UI Soal Dampak Pilpres AS terhadap Indonesia

9 jam lalu

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar
Begini Kata Pakar UI Soal Dampak Pilpres AS terhadap Indonesia

Pakar UI dan CSIS menyoroti dampak Pilpres AS terhadap Indonesia.


Donald Trump Vs Kamala Harris, CSIS Ungkap Dampaknya Bagi Indonesia

19 jam lalu

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar
Donald Trump Vs Kamala Harris, CSIS Ungkap Dampaknya Bagi Indonesia

Peneliti CSIS mengungkap dampaknya terhadap Indonesia bila Donald Trump atau Kamala Harris yang menang dalam pilpres 2024 di AS.


Peneliti di CSIS Beberkan Keunggulan Kamala Harris Jika Jadi Presiden AS

20 jam lalu

Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat. Foto: Instagram/@kamalaharris
Peneliti di CSIS Beberkan Keunggulan Kamala Harris Jika Jadi Presiden AS

Peneliti di CSIS mengungkap keunggulan Kamala Harris jika menangkan Pilpres AS, termasuk untungnya bagi Indonesia.


3 Faktor Penyebab Presiden Terpilih Bentuk Koalisi Gemuk Menurut CSIS

10 hari lalu

Presiden Indonesia Prabowo Subianto menghadiri sesi pemanasan selama retret bersama para menteri kabinet  Merah  Putuh di akademi militer di Magelang, provinsi Jawa Tengah, Indonesia, 25 Oktober 2024. Tim Media Prabowo/Handout via REUTERS
3 Faktor Penyebab Presiden Terpilih Bentuk Koalisi Gemuk Menurut CSIS

CSIS menyebut setidaknya ada tiga faktor yang bisa membuat presiden membentuk koalisi gemuk.


CSIS soal Prabowo Ajak Partai Gurem Masuk Kabinet: Tak Ingin Ada yang Ganggu Stabilitas Politik

10 hari lalu

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, saat ditemui seusai diskusi Darurat Pemilu 2019 di Auditorium Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis, 27 September 2018.  TEMPO/Francisca Christy Rosana
CSIS soal Prabowo Ajak Partai Gurem Masuk Kabinet: Tak Ingin Ada yang Ganggu Stabilitas Politik

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai Prabowo ingin stabilitas politik selama dia berkuasa.


CSIS Khawatir DPR Tambah Anggota di Pemilu 2029 Imbas Kabinet Gemuk Prabowo

11 hari lalu

Peneliti CSIS Arya Fernandez TEMPO/Dewi Nurita
CSIS Khawatir DPR Tambah Anggota di Pemilu 2029 Imbas Kabinet Gemuk Prabowo

CSIS menjelaskan kemungkinan DPR menambah jumlah anggota imbas besarnya jumlah kementerian di kabinet Prabowo.


CSIS Sebut Kabinet Gemuk Prabowo Mempersulit Eksekusi Kebijakan Pemerintah

11 hari lalu

Jajaran Wakil Menteri Kabinet Merah Putih yang baru dilantik berfoto bersama usai pelantikan wakil menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. Presiden Prabowo Subianto melantik 56 wakil menteri Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
CSIS Sebut Kabinet Gemuk Prabowo Mempersulit Eksekusi Kebijakan Pemerintah

CSIS menilai besarnya jumlah kementerian pada era Prabowo mengakibatkan tidak efektifnya koordinasi dan memperlambat eksekusi kebijakan pemerintah.


Peneliti CSIS Sebut Mitra Global Akui Status Indonesia sebagai Kekuatan Menengah

32 hari lalu

Anggota Paskibraka 2024 asal Kalimantan Timur Livenia Evelyn Kurniawan (kedua kiri) bersama anggota Paskibraka lainnya membawa duplikat Bendera Pusaka untuk dikibarkan dalam upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di lapangan upacara Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (17/8/2024). Upacara dalam rangka hari ulang tahun (HUT) ke-79 RI tersebut mengusung tema Nusantara Baru Indonesia Maju. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/app/wpa.
Peneliti CSIS Sebut Mitra Global Akui Status Indonesia sebagai Kekuatan Menengah

Peneli CSIS menilai mitra global mengakui status Indonesia sebagai kekuatan menengah yang melaksanakan prinsip kebijakan luar negeri bebas aktif


Quick Count yang Ditunggu Usai Pencoblosan Pemilu 2024, Begini Aturannya

4 Februari 2024

Hasil quick count sementara lembaga survey Indikator di Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. Quick count dilakukan di kantor Indikator, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Juni 2018. TEMPO/Friski Riana
Quick Count yang Ditunggu Usai Pencoblosan Pemilu 2024, Begini Aturannya

Menjelang Pemilu 2024, akan mulai bermunculan lembaga quick count atau hitung cepat perolehan suara paslon. Berikut penjelasan dan mekanismenya


Jokowi Giat Bagi-bagi Bansos ke Beberapa Daerah Jelang Pemilu 2024, Begini Kata CSIS

24 Januari 2024

Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) melakukan bongkar-muat paket bantuan sosial tahap II dari Presiden Jokowi di wilayah RW 09, Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu, 20 Mei 2020. Pemerintah pusat menyalurkan 276 paket sembako kepada warga terdampak PSBB di wilayah tersebut. TEMPO/Nita Dian
Jokowi Giat Bagi-bagi Bansos ke Beberapa Daerah Jelang Pemilu 2024, Begini Kata CSIS

Jokowi giat bagi-bagi bansos menjelang Pemilu 2024. Ke daerah mana saja dibagikan? Begini kata CSIS, ada kaitannya dengan Pemilu 2024?