Beberapa jam kemudian mereka terpisah satu sama lain. Ia berusaha berenang bersama pamannya, Sugianto. “Sehari semalam, saya terkatung-katung bersama paman,” ujarnya.
Selama terkatung-katung, Frans harus menghadapi cuaca yang ekstrem, sangat dingin pada malam hari, dan sangat panas pada siang hari. Akibatnya, kulit di punggungnya mengelupas karena panas. "Pak Sugi terlihat pasrah, dia bilang kelelahan," kata Frans.
Pada hari kedua, Frans mulai terpisah dengan pamannya karena hempasan ombak dan hujan. Ia sempat berkali-kali tidak sadar. Bahkan ia tidak tahu saat Sugianto sudah tidak berada di dekatnya.
Frans bertahan dengan memanfaatkan eceng gondok di danau dan meminum air danau hingga diselamatkan Tim SAR pada hari ketiga. Ketika diselamatkan, ia mengaku dalam kondisi tidak sadar. “Yang saya ingat, saya sudah berada di perahu karet dan langsung dilarikan ke rumah sakit di Samosir,” katanya.
Tak lama kemudian Frans diterbangkan ke Rumah Sakit Bhayangkara di Medan. Baru pada Ahad lalu, ia tiba di rumahnya di Kalasan, Sleman.
ANISSATUL UMAH | MUH SYAIFULLAH
Baca juga:
Anggota DPR Dewie Limpo Tersangka Suap Rp 1,7 M, Ini Proyeknya
Begini Kronologi KPK Tangkap Dewie Yasin Limpo