TEMPO.CO, Makassar - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengaku pernah ditipu tiga mahasiswa saat menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya Universitas Diponegoro, Semarang. Mahasiswa ini memanipulasi data untuk mendapatkan beasiswa biaya pendidikan mahasiswa miskin berprestasi (Bidikmisi).
"Mereka langsung saya keluarkan dari daftar penerima beasiswa," kata Nasir setelah pemberian beasiswa Bidikmisi di kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Selasa, 13 Oktober 2015. Menurut Nasir, saat pihak kampus memverifikasi penerima beasiswa, mahasiswa yang dikeluarkan ini menunjukkan salah satu rumah orang tuanya yang jelek.
Setelah diperiksa, ternyata mahasiswanya punya rumah lain yang mewah. Ada juga yang punya mobil mewah, Mitsubishi Pajero. "Mereka langsung saya berikan pilihan. Keluar dari kampus atau masuk membayar biaya mahal lewat jalur reguler. Akhirnya mereka memilih tetap kuliah dengan biaya mahal," kata Nasir.
Setelah penerima dicoret, Nasir mencari mahasiswa lain yang pantas menggantikan tiga orang ini. "Kami harus pastikan bahwa tidak ada orang kaya yang menerima manfaat beasiswa Bidikmisi,” kata Nasir.
Nasir mengatakan Kementeriannya akan memperketat pengawasan penyaluran beasiswa biaya pendidikan mahasiswa miskin berprestasi (Bidikmisi). Karena sesuai data, hampir 5 persen dari total penerima beasiswa salah sasaran. “Mereka berlatar belakang ekonomi kuat,” kata Nasir.
Menurut Dia, untuk mengurangi penyimpangan, ke depan, mahasiswa yang boleh menerima beasiswa adalah mahasiswa yang memiliki Kartu Indonesia Pintar. “Jika punya Kartu Indonesia Pintar, otomatis akan masuk dalam daftar calon penerima,” kata Nasir.
Nasir juga akan membentuk tim. Bekerja sama dengan rektor-rektor di seluruh perguruan tinggi untuk memeriksa kembali para mahasiswa penerima beasiswa. “Harus dipastikan yang menerima adalah mahasiswa kurang mampu,” katanya.
Meski ada penyimpangan, Menteri Nasir berharap masyarakat tidak melihat secara statistik yang 5 persen ini. Karena selebihnya yang 95 persen terbukti berhasil diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Dengan nilai yang memuaskan. “Sehingga program ini tetap akan kami lanjutkan,” kata Nasir.
Sasaran beasiswa Bidikmisi adalah lulusan satuan pendidikan SMA/SMK/MA/MAK atau satuan pendidikan bentuk lain yang sederajat, yang tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik. Untuk 2015, pemerintah telah mengalokasikan anggaran Bidikmisi sebesar Rp 230 miliar. Dengan rincian Bidikmisi on going sebanyak 177.730 mahasiswa dan Bidikmisi mahasiswa baru sebanyak 60 ribu mahasiswa. “Besarannya Rp 1 juta per bulan per mahasiswa,” katanya.
MUHAMMAD YUNUS