TEMPO.CO, Pekanbaru - Dinas Kesehatan Riau mencatat sebanyak 70.918 warga Riau menderita penyakit akibat paparan kabut asap sejak 1 Juni hingga 12 Oktober 2015. Kualitas udara yang memburuk menimbulkan pelbagai penyakit di tengah masyarakat.
"Pasien berasal dari seluruh puskesmas kabupaten/kota," kata Kepala Dinas Riau Andra Sjafril, Selasa, 13 Oktober 2015.
Menurut Andra, jumlah warga yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mencapai 59.472, iritasi kulit 4.334, iritasi mata 3.389, asma 2.731, dan pneumonia 991.
Andra menjelaskan, meski secara total penderita penyakit paparan asap menunjukkan angka peningkatan, tapi untuk kasus per harinya mengalami penurunan menyusul membaiknya kualitas udara di Riau. "Kondisi lingkungan di Riau sudah membaik," katanya.
Menurut Andra, kualitas udara di sejumlah wilayah Riau beberapa hari belakangan berangsur pulih. Kabut asap menipis. Indeks standar pencemaran udara berada di bawah angka 200 Psi. jauh menurun dari hari sebelumnya mencapai level berbahaya.
Meski demikian lanjut dia, pelayanan kesehatan masyarakat terus disiagakan mengingat titik panas masih banyak terdapat di Jambi dan Sumatera Selatan. Pergerakan angin dari selatan ke utara masih mengancam wilayah Riau mendapatkan asap kiriman dari dua daerah tetangga itu. "Kami tetap komitmen memberikan pelayanan, terlebih sudah ada perpanjangan status darurat pencemaran udara," ujarnya.
Andra mengatakan pelayanan kesehatan masyarakat akibat kabut asap terus dilakukan. Posko kesehatan dan pelayanan puskesmas 24 jam di setiap kabupaten/kota siaga setiap waktu. "Kami juga kerahkan puskesmas keliling untuk menemui warga terdampak asap," ujarnya.
Di setiap pos kesehatan, kata dia, petugasnya menyediakan dokter spesialis dan oksigen untuk penderita darurat. Andra mengaku sejauh ini kebutuhan obat-obatan untuk menangani masalah tersebut masih bisa dipenuhi, baik bantuan dari Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, maupun perusahaan.
Dinas Kesehatan telah mendistribusikan 600 ribu masker serta sepuluh paket obat-obatan untuk warga Riau di seluruh kabupaten/kota. "Obat-obatan masih aman," katanya.
RIYAN NOFITRA