TEMPO.CO, Pontianak - Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak mendapat laporan tak resmi bahwa jumlah korban peristiwa Mina asal Kota Pontianak, Kalimantan Barat, berjumlah enam orang. Tiga orang lainnya dilaporkan luka-luka.
“Informasi pihak keluarga kepada saya, sudah ada enam jemaah asal Pontianak yang diduga meninggal. Tapi itu bukan data resmi, hanya informasi dari pihak keluarga,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak Andi Jafar Harun.
Laporan keluarga, menurut Andi Jafar, menyebutkan korban meninggal atas nama Halijah Abu Hanifah Daeman, Busyaiyah binti Syahrel, Abdul Wahab Idris Jafar (suami Busyaiyah), Arbai Abdullah, Kasian Marhaji, dan Reni Arfian.
Hingga saat ini, data resmi dari Kementerian Agama, jemaah haji asal Indonesia yang meninggal sebanyak tiga orang. Salah satunya jemaah asal Kota Pontianak atas nama Busyaiyah binti Syahrel, jemaah dari rombongan 9 kloter 14 Batam.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kalimantan Barat Syahrul Yadi menambahkan, berdasarkan rilis Kepala Daerah Kerja Mekah yang diterimanya, terdapat korban luka-luka dari kloter 14 asal Kota Pontianak. “Mereka adalah Zulaiha Alam yang dirawat di RSAS Jizrul Mina, Arninda Idris dirawat di RSAS King Abdullah, dan Fadillah Nurdin yang dirawat di Klinik 107 Mekah,” ujar Syahrul.
Baca Juga:
Namun, hingga kini, belum ada konfirmasi mengenai 14 jemaah lainnya yang hilang kontak. “Kami masih terus melakukan kontak dengan Kepala Daerah Kerja Mekah,” tuturnya.
Adapun jemaah bernama Arninda Idris Umar, 26 tahun, yang berada di King Abdullah Medical City, Mekah, masih mendapat perawatan untuk pemulihan cedera leher dan kepala yang dialaminya. Dia juga menanti kabar dari abangnya, Adryansyah Idris Umar, 28 tahun, ketua regu 33 dari rombongan IX kloter XIV, yang belum ada kabar sejak peristiwa Mina terjadi. “Saya hanya bisa berzikir dan berdoa, semoga segera ada kabar dari abang saya,” ucapnya.
Jumat malam, di kediaman Halijah Abu Hanifah Daeman sudah dilakukan pembacaan doa keselamatan. Pihak keluarga masih berharap ada kabar baik mengenai Halijah. “Selama belum ada keterangan resmi, kita berharap yang terbaik bagi keselamatan kakak saya,” ujar Rukiah, adik Halijah.
Halijah berhaji bersama suami, Junaidi Matsum, dan seorang anaknya. Anak sulungnya juga berangkat ke Mekah sebagai tenaga medis dari Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Berita duka mengenai Halijah disampaikan langsung oleh Junaidi Matsum. Namun, hingga keesokan harinya, informasi resmi dari Kementerian Agama belum juga didapat.
ASEANTY PAHLEVI