TEMPO.CO, Sidoarjo - Penganut aliran Syiah asal Sampang, Pulau Madura, yang masih berada di pengungsian rumah susun Jemundo, Sidoarjo, ikut melakukan salat Idul Adha, Kamis, 23 September 2015. Mereka akan salat bersama-sama warga sekitar di masjid yang terletak tak jauh dari tempat pengungsian. "Kita Idul Adha bareng pemerintah," kata pemimpin pengungsi Syiah Sampang, Iklil Al Milal, Rabu, 23 September 2015.
Kakak pemimpin Syiah Sampang, Tajul Muluk, itu berujar bahwa pada Idul Adha tahun ini pengungsi berkurban delapan ekor kambing. "Alhamdulillah ada bantuan hewan kurban untuk pengungsi dari teman-teman," kata dia tanpa menyebut dari mana bantuan tersebut.
Baca Juga:
Idul Adha tahun ini merupakan yang ketiga bagi penganut Syiah sejak berada di pengungsian. Salama berada di pengungsian, mereka tak lagi bisa merayakan lebaran haji di kampung halaman. "Di saat tradisi orang Madura pulang kampung untuk merayakan Idul Adha, kita malah harus terusir dari kampung," ujarnya.
Saat ini jumlah pengungsi Syiah Sampang di rumah susun Puspa Agro ada sebanyak 320 jiwa yang tergabung dalam 74 kartu keluarga. Mereka berada di pengungsian sejak 20 Juni 2013. Sebelumnya mereka tinggal di Gedung Olah Raga Sampang selama sembilan bulan.
Keberadaan pengungsi di Puspa Agro dipicu konflik antara warga Syiah dengan Sunni pada Lebaran 2012. Saat itu, ratusan warga Sunni dari Sampang dan Pamekasan menyerang dan membakar puluhan rumah milik warga Blu'uran dan Nangkernang. Pembakaran itu menyebabkan satu warga Syiah meninggal.
NUR HADI
Video Terkait: