TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli memilih diam saat ditanya soal Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joose Lino yang keberatan membiarkan kereta barang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dengan dikawal beberapa stafnya, Rizal berjalan cepat melewati kerumunan wartawan yang menunggu di depan ruangannya.
"Saya mau ke bandara," katanya singkat di depan kantor Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Jakarta, Jumat, 18 September 2015. Rizal pun melambaikan kedua tangan dan tersenyum sesampai di lift kepada para juru tulis yang mengejarnya.
Baca juga:
Kenapa Pabrik Semen di Rembang Menuai Kontroversi?
Arnold Schwarzenegger Gantikan Donald Trump di Apprentice
Lino menyebut angkutan kereta api barang tak efisien dan tak bisa bersaing dengan truk peti kemas jika jarak tempuh kurang dari 350 kilometer. "Di Priok, kontainer yang paling jauh diangkut ke Cirebon, kan," ujarnya kemarin. Dia mengatakan jarak angkutan kereta Tanjung Priok hingga Cirebon kurang dari 250 kilometer. Efisiensi jarak, kata Lino, berlaku di seluruh Indonesia.
Rizal Ramli menerima kedatangan 15 teman lamanya di kantor Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya pada Jumat siang ini. Pertemuan berlangsung dari pukul 13.00 hingga 16.20. Tokoh yang bertemu dengan Rizal Ramli adalah para ekonom senior dan budayawan. Di antaranya Emil Salim, Laode Kamarudin, Christianto Wibisono, Jaya Suprana, Aryono Kartohadiprojo, dan Alwi Shihab.
Pertemuan tersebut membahas kondisi ekonomi dari masa lalu hingga masa depan. Tak puas mendapat kabar melalui berita, Jaya mengatakan teman-temannya ingin tahu apa yang diperjuangkan Rizal Ramli. "Saya sudah dengar, kami berbahagia, bangga, dan harapkan Rizal Ramli terus memperjuangkan ekonomi Indonesia menjadi apa yang dicita-citakan bersama, menjadi masyarakat adil dan makmur," tuturnya.
ALI HIDAYAT
Baca juga:
Ribut Pansus Pelindo II: Banteng Mau Nyeruduk Istana?