TEMPO.CO, Jakarta - Wafatnya Rizal Ramli di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau RSCM Jakarta pada Selasa, 2 Januari 2024 membuat Indonesia kehilangan salah satu ahli ekonomi terbaik. Kiprah dan kontribusinya untuk Indonesia tidak bisa dibilang biasa saja. Setelah menjadi tokoh dalam pergerakan mahasiswa semasa kuliah, Rizal Ramli telah banyak memberikan kontribusi khususnya dalam bidang ekonomi.
Sekembalinya Rizal dari Amerika Serikat, ia mendirikan ECONIT Advisory Group bersama beberapa ekonom lainnya seperti Laksamana Sukardi, Arif Arryman, dan M.S. Zulkarnaen. Rizal Ramli juga aktif mengkritisi kebijakan ekonomi pemerintah Orde Baru. Beberapa kebijakan yang pernah dikritik oleh Rizal diantaranya kebijakan mobil nasional, pupuk urea, pertambangan Freeport, dan lainnya. Bersama beberapa rekannya, Rizal pernah mendirikan dan menjadi ketua Komite Bangkit Indonesia (KBI).
Dengan rekam jejaknya yang luar biasa, banyak kesempatan mendatangi Rizal Ramli. Namun, berbagai opportunity yang datang padanya, tidak serta-merta diterimanya begitu saja. Berikut terdapat 4 jabatan yang ditolak oleh Rizal Ramli semasa hidupnya.
1. Menteri di Kabinet Pembangunan VII oleh Soeharto
Sebagai seorang ekonom yang diakui prestasinya, Rizal Ramli pernah beberapa kali mendapat tawaran sebagai seorang menteri. Namun banyak jabatan justru ditolaknya. Salah satunya adalah saat Presiden Soeharto menawari Rizal Ramli menjadi Menteri di Kabinet Pembangunan VII pada masa orde baru.
2. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan
Semasa Gus Dur memerintah, Rizal Ramli pernah ditawari untuk menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kedua jabatan itu ditoleh oleh Rizal Ramli. Meski demikian, Rizal menerima permintaan Gus Dur untuk menjadi Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog). Tak hanya itu, mengutip dari laman resmi pribadinya, rizalramli.com, setelah jabatannya sebagai Kepala Bulog usai, ia mengisi beberapa posisi sebagai menteri di pemerintahan Gus Dur, salah satunya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan.
3. Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat
Jabatan sebagai Duta Besar merupakan posisi yang banyak diinginkan oleh orang-orang. Terlebih lagi, duta besar untuk negara besar seperti Amerika. Namun, rasanya itu tidak berlaku bagi Rizal Ramli. Ketika Gus Dur menawarkan posisi Duta Besar untuk Amerika Serikat, ia justru menolaknya. Rizal Ramli justru memilih menjadi Kepala Bulog daripada seorang Duta Besar Negara.
4. Sekjen Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP)
Pada November 2013 lalu, PBB memberikan penawaran kepada Rizal Ramli sebagai Sekjen Economic dan Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP). Namun, penawaran langka ini justru ditolak oleh Rizal Ramli dengan alasan ingin memfokuskan dirinya untuk mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia.
SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | LAILI IRA | BAGUS PRIBADI
Pilihan Editor: Anies, Prabowo, Ganjar Kenang Rizal Ramli