TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon ternyata punya jawaban berbeda ihwal tudingan peran pengusaha Hary Tanoesoedibjo, yang memfasilitasi pertemuan mereka dengan Donald Trump. (Lihat Video Lima Dugaan Pelanggaran Etik DPR, Merokok sampai Ijazah Palsu, Diduga Melanggar Kode Etik, Pimpinan DPR Terancam Dicopot)
Menurut Setya, pihaknya bertemu dengan Trump karena undangan pribadi Trump kepada DPR setelah sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York, Amerika Serikat, selesai pada 2 September 2015. "Itu urusan Hary Tanoe sendiri. Saya lakukan dengan proses yang biasa," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 14 September 2015.
Setya dan beberapa anggota Dewan bertemu dengan Trump pada 3 September 2015 di Trump Center, New York. Menurut Setya, dalam pertemuan selama 30 menit itu, Trump mengajaknya berdialog terkait dengan investasi bisnis di Indonesia, seperti yang telah dijalankan Trump dalam beberapa tahun terakhir.
Trump melakukan kerja sama bisnis properti dengan MNC Group milik Hary Tanoe. Sahamnya tersebar di Bali dan Bogor. Namun Setya mengaku tak membahas soal itu. "Suatu perbincangan yang, menurut saya, sangat penting, mengingat saat ini perekonomian Indonesia sedang melambat sehingga membutuhkan pertumbuhan yang, salah satunya, bersumber dari investasi," ucap politikus Partai Golongan Karya itu.
Sedangkan menurut Fadli, CEO PT MNC Group Hary Tanoe menghubungkan staf Trump dengan Fadli Zon sehingga dijadwalkan pertemuan pada 3 September pukul 13.30 waktu setempat di Trump Tower, New York, Amerika Serikat. "Bila memfasilitasi dalam arti ikut mengontak dan meng-arrange, maka ada benarnya," ujarnya dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 14 September 2015.
Namun, kata politikus Partai Gerakan Indonesia Raya ini, bukan berarti pertemuan itu dijadwalkan jauh-jauh hari. "Ini impromptu, tidak direncanakan," katanya. "Kebetulan kami lowong selesai agenda konferensi parlemen. Jadi, dalam rangka networking, kami bertemu dengan Trump."
PUTRI ADITYOWATI | INDRI MAULIDAR