TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo menghadiri Kongres Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke-3. Jokowi datang bersama dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan merasa nyaman berada di tengah-tengah alumni GMNI. "Saya bahagia dan bangga bisa hadir dalam acara ini. Memasuki ruangan ini, saya seperti hadir di rumah sendiri. Rumah kaum marhaenisme, rumah kaum pejuang pemikir, pemikir pejuang," kata Jokowi, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Agustus 2015.
Kepada para alumni GMNI, Jokowi berpesan untuk terus menebarkan paham penguatan terhadap Pancasila. Musababnya, kata dia, banyak ancaman terhadap kedulatan nasional yang ingin menggerus nilai-nilai keluhuran Pancasila.
"Masyarakat Indonesia harus berdaulat, berdikari. Jalan berdikari, jalan yang ideologis dan bersumber pada Pancasila dan Trisakti. Saya yakin Indonesia akan mampu bertahan apabila dibantu ideologi," ujarnya. Dan memimpin sebuah bangsa juga harus dengan ideologi. Tanpa itu jangan berharap negara menjadi bangsa yang besar."
Jokowi juga berpesan kepada para alumni GMNI, apabila sudah menduduki jabatan strategis, jangan membuat jarak dengan rakyat. "Kita tidak boleh berjarak dari rakyat dan menjadi steril dari rakyat. Sekali lagi, tidak boleh berjarak dengan rakyat," ujarnya.
GMNI, kata Jokowi, harus bisa menebarkan paham Marhaen yang menyejahterakan rakyat. "Juga membantu pemberantasan mafia-mafia di segala bidang. Baik itu di bidang perikanan, sumber daya alam, illegal logging dan lainnya," kata Jokowi.
REZA ADITYA