TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil prihatin mendengar kabar bahwa salah satu warganya yang masih duduk di bangku sekolah dasar menjadi pekerja seks panggilan. Meski demikian, Ridwan Kamil menilai kasus ini bisa terjadi di mana saja.
"Saya turut prihatin, tapi sebenarnya itu bisa terjadi di mana saja. Intinya, kita akan sikapi secara konseptual," kata Ridwan Kamil di kantor Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jumat, 24 Juli 2015.
Minggu depan, kata Ridwan Kamil, pihaknya akan berusaha mencari tahu alasan orang tua anak itu tega menjual buah hati mereka untuk dijadikan pekerja seks. Ridwan Kamil menyatakan khawatir kasus tersebut terjadi di banyak tempat di Kota Bandung.
"Kenapa ada orang tua bisa setega itu kepada anaknya? Kalau isunya ekonomi, kita kan sudah ada program kewirausahaan. Apakah program ekonomi itu tidak sampai? Kalau iya, berarti kita akan lakukan evaluasi kewilayahan," tutur Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil berharap pekan depan sudah ada solusi agar kejadian tersebut tidak terulang di Kota Bandung.
"Kredit Melati (Melawan Rentenir) juga akan dievaluasi minggu depan. Saya sangat sedih dan berharap tidak ada lagi kasus seperti itu. Nanti kita cari solusi," ujar Ridwan Kamil.
Sekretaris Dinas Sosial Kota Bandung Medi Mahenrda membenarkan adanya kasus penjualan anak SD menjadi pekerja seks ini. Menurut dia, kasus ini baru pertama kali terjadi di Kota Bandung. Tapi, menurut Medi, orang tua anak tersebut justru tidak tahu anak mereka menjadi pekerja seks.
PUTRA PRIMA PERDANA