TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan obyek wisata Air Terjun Sedudo di Kabupaten Nganjuk tidak akan ditutup meskipun pada Selasa sore, 21 Juli 2015, tebingnya longsor dan menewaskan tiga wisatawan.
Menurut Soekarwo, aparat Pemerintah Kabupaten Nganjuk dan polisi telah memasang garis pembatas di sekitar tempat terjadinya longsor. "Obyek wisata itu tidak ditutup, tapi area yang bisa dikunjungi dibatasi dengan police line," kata Soekarwo, Rabu, 22 Juli 2015.
Soekarwo menuturkan longsornya tebing Air Terjun Sedudo merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh rapuhnya akar pohon yang termakan usia. Pohon inilah menyebabkan terjadinya longsor. "Jadi ini banjir tidak ada, kekeringan tidak ada, tapi malah terjadi longsor," ujar Soekarwo.
Agar peristiwa seperti di Sedudo tak terulang, Soekarwo memerintahkan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur mengecek tempat-tempat wisata yang rawan longsor, terutama saat memasuki musim liburan.
"Agar kejadian seperti di Sedudo itu dapat dicegah sedari awal. Karena Jawa Timur punya beberapa daerah wisata yang rawan longsor. Misalnya Air Terjun Madakaripura di Probolinggo dan Coban Rondo di Batu," ujar Soekarwo.
Meskipun banyak daerah wisata yang berpotensi mengalami tanah longsor, Soekawo memastikan tempat-tempat tersebut tidak akan ditutup, melainkan hanya diberi rambu peringatan. Soekarwo beralasan, jika tempat-tempat wisata tersebut ditutup, para wisatawan justru tidak dapat menikmati keindahan alamnya. "Malah kasihan wisatawannya, karena hanya bisa melihat dari jauh," ujar Soekarwo.
Tebing di obyek Wisata Air Terjun Sedudo yang terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, longsor, Selasa sore, 21 Juli 2015. Akibat peristiwa di air terjun berketinggian 105 meter itu, tiga orang tewas tertimpa longsoran dan enam lainnya mengalami luka-luka.
Tiga korban tewas yakni Subhan Anang Mashuro, 35 tahun, warga Surabaya; Sofyan Sahuri (26), warga Surabaya; dan Hendra Pramono Setiawan (12), warga Tulungagung.
Adapun korban luka, yakni Marita (36), asal Surabaya; Sita Magforotin (42), asal Sidoarjo; Aris (30), asal Kediri; Bagus Dwi Ratna (30), asal Nganjuk; dan Ragil Sanjaya (25), asal Madiun, dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk. Seorang korban luka lain, Subhi (36), asal Nganjuk, dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Nganjuk.
EDWIN FAJERIAL