Tak lama kemudian, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah membela Ahmad Syafii Maarif yang dipojokkan oleh Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso terkait kriminalisasi sejumlah tokoh anti korupsi. Seperti permintaan Buya, mereka mendesak Presiden Joko Widodo mencopot Budi Waseso.
Baca juga:Gara-gara Polisi, Gadis Ini Dipaksa Intim 2 Kali oleh Pelaku
"Selama menjadi Kabareskrim Buwas telah mengkriminalkan aktivis antikorupsi dan penegak hukum yang melawan korupsi," kata Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjutak, dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 Juli 2015.
Menurut Dahnil, reaksi Budi kepada Syafii merupakan penghinaan kepada Muhammadiyah. Musababnya, Budi dianggap tak menghargai usulan Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu. "Ia tidak perlu bereaksi tidak etis terhadap Buya Syafii," kata Dahnil.
"Penghinaan itu telah menyakiti hati warga Muhammadiyah dan kelompok masyarakat lainnya. Oleh sebab itu kami mendesak Presiden dan kapolri untuk mencopot Kabareskrim," kata Dahnil.
Belakangan para aktivis juga menggalang kekuatan netizen untuk menuntyu pencopotan Budi Waseso. Ribuan netizen menandatangani petisi seruan pencopotan Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso di laman www.change.org/copotbuwas.
Baca juga:Ribuan Netizen Teken Petisi Copot Kabareskrim Budi Waseso
Netizen sepakat menuntut Presiden Joko Widodo dan Kepala Kepolisian RI mencopot Budi Waseso karena dianggap melakukan pelemahan gerakan antikorupsi.
"Desakan pencopotan Budi sudah ada sejak lama dan meluas karena performa Budi berisiko merusak ketatanegaraan dan melemahkan antikorupsi," kata salah satu petisiwan, Dahnil Anzar Simanjutak, saat dihubungi Tempo, Kamis, 16 Juli 2015.
Selanjutnya: reaksi Jenderal Badrodin