INFO BISNIS - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Yuddy Chrisnandi, kembali melakukan Safari Ramadhan untuk memastikan pelayanan publik tetap berjalan dengan baik, dan ASN tidak terganggu meski menjalankan ibadah puasa. Kali ini, ia menyambangi Provinsi Banten, tepatnya di Serang, yang 8 tahun lalu dimekarkan menjadi Kota Serang dan Kabupaten Serang pada Jumat, 10 Juli 2015.
Yuddy mengadakan audiensi dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor Walikota Serang. Mengawali arahannya, Yuddy mengatakan agar Pemkot Serang dapat mendesain tata ruang kota menjadi lebih baik. Pasalnya, Ibukota Provinsi merupakan role model bagi daerah lain di sekitarnya, setidaknya di wilayah Provinsi Banten. "Jika tidak baik, tidak pantas menjadi ibukota," ujar Yuddy saat berdialog dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Serang.
Baca Juga:
Yuddy mengingatkan prioritas utama yang harus dilakukan adalah pembenahan pelayanan publik. Kalau pelayanan publik baik, kata Yuddy, kepercayaan masyarakat akan meningkat, dan para investor akan saling bercerita, yang akhirnya pemodal lain akan datang ke Kota Serang untuk berinvestasi. "Mereka akan menjadi faktor penarik dari kegiatan investasi. Ujung-ujungnya, akan membuka lapangan kerja baru, otomatis tingkat kemiskinan akan berkurang dan PAD juga akan naik," ucap Yuddy.
Sesuai perintah Presiden Joko Widodo, pemerintah daerah harus mengutamakan pelayanan kegiatan investasi. Karena itu, Yuddy juga mendorong agar pelayanan publik yang berhubungan dengan investasi terus ditingkatkan. "Fokuskan pembenahan pelayanan perijinan, yang di dalamnya banyak SKPD yang terlibat. Pastikan pengusaha yang datang terlayani dengan baik. Tidak ada yang titip menitip dan KKN serta menyalahgunakan wewenang," ucapnya.
Menteri juga meminta seluruh ASN untuk mewujudkan perbaikan pelayanan publik. Hal terpenting harus dilakukan adalah perubahan mentalitas ASN itu sendiri, selain masalah fasilitas serta proses bisnisnya. Karena itu, Yuddy menegaskan agar ASN menanggalkan mental priyayi, dan menggantinya dengan mental melayani. “Itulah esensi dari revolusi mental aparatur,” katanya.
Baca Juga:
Inforial