TEMPO.CO, Makassar - Tiara Rudi, 13 tahun, anak yang dianiaya ayahnya, Rudi Haeruddin, 35 tahun, merupakan tulang punggung keluarganya. Tiara mulai bekerja sepulang dari belajar di SD Negeri Maricayya, Makassar.
Ia terlebih dulu membantu ibunya berkeliling menjual kue di sekitar lingkungannya. Terkadang Tiara bersama adiknya, Indriyani, 9 tahun, menjaga adiknya yang bungsu, Hairil Hidayat, 8 tahun, yang memang tidak normal dan tidak bisa berbicara ketika ibunya bekerja.
Ketika sore hari, Tiara baru pergi ke swalayan, seperti Indomart, Alfamart, atau M'Toz untuk menjadi juru parkir. "Baru pulang sekitar pukul 7 atau 8 malam," kata Ani mengenang. Setelah meninggal, Ani mengaku mendapati uang anaknya sebesar Rp 150 ribu dan sejumlah uang receh di bawah tempat tidurnya. "Mungkin dia simpan untuk keluarga," katanya.
Kendati mempunyai setumpuk pekerjaan, Tiara dan ibunya menutupi hal itu dari Rudi. Anak dan ibu merahasiakan pekerjaan anaknya lantaran takut sang ayah malah merampas semua hasil jerih payah Tiara. Selama ini makanan dan rokok Rudi pun ditanggung Tiara tanpa sepengetahuan ayahnya itu. "Dikiranya dari saya," kata ibu Tiara itu.
Rudi masih buron setelah menganiaya anaknya di rumahnya di Jalan Rappocini Raya Gang I, Kecamatan Makassar, Selasa, 7 Juli, sekitar pukul 21.00 Wita. Dengan brutal dia memukuli tengkuk dan kaki Tiara menggunakan sapu dan balok kayu. Korban sempat dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo sampai akhirnya dinyatakan tewas pada Rabu, 8 Juli 2015 sekitar pukul 07.00 Wita.
TRI YARI KURNIAWAN