TEMPO.CO, Kupang - Kapal motor (KM) Sirung yang mengangkut pemudik dari Kupang menuju Weri melalui Lewoleba, Lembata, Nusa Tenggara Timur, karam saat hendak berlabuh di Pelabuhan Weri, Larantuka, Flores Timur, Kamis, 9 Juli 2015, sekitar pukul 09.00 Wita. "Kapal karam, karena saat hendak bersandar di dermaga, arus deras menghantam hingga karam di pasir," kata Kepala PT Flobamor sebagai pengelola KM Soirung, Hironimus Soriwutun, yang dihubungi Tempo, Kamis, 9 Juli 2015.
Hironimus mengaku ada kendala teknis saat kapal hendak sandar di Pelabuhan Weri hingga nakhoda memutuskan untuk mematikan mesin. Saat mesin dimatikan, kapal terempas dihantam gelombang hingga buritannya tertanam di pasir. "Untuk menghindari tabrakan ke dermaga, maka nakhoda mengambil haluan dan karam di pasir," ujarnya.
Menurut dia, kapal itu mengangkut sedikitnya 200 penumpang yang rata-rata mengangkut pemudik dari Kupang dan Lewoleba. Saat ini, kata dia, sedang dilakukan proses evakuasi penumpang dari kapal itu menggunakan sekoci. "Kami siapkan sekoci untuk evakuasi penumpang," tuturnya.
Dia mengaku tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Karena kejadian tidak besar, pelayanan kepada penumpang terus dilakukan. "Kami juga siapkan makan pagi bagi penumpang," ucapnya.
Salah satu penumpang KM Sirung, Ibu Alfi, menduga nakhoda kapal tidak hafal dengan arus deras di Selat Boleng. Dengan demikian, saat hendak sandar di dermaga, kapal justru bukan mengarah ke dermaga, tapi ke pasir. "Arusnya sangat deras di selat itu sehingga haluannya salah," katanya.
Saat kejadian itu, menurut dia, semua penumpang histeris hingga menangis karena takut. Namun dia mengaku saat ini sebagian besar penumpang telah dievakuasi menggunakan sekoci ke tepi pantai. "Ada penumpang yang sudah pulang ke rumah masing-masing," ujarnya.
YOHANES SEO