Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gubernur dan Bupati Masuk Panitia Persiapan Otsus Bali

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Denpasar:Masyarakat Bali rupanya sangat serius menginginkan daerahnya menyandang status Otonomi Khusus (Otsus). Hal itu dibuktikan dengan bergabungnya kelompok-kelompok kerja (pokja) dari berbagai elemen masyarakat, seperti kelompok ilmuwan, pelaku pariwisata, mahasiswa, pansus otsus DPRD, dan lain-lain. "Akan terbentuk Panitia Besar (Panbes) Otsus Bali," kata Wakil Gubernur Bali, Alit Kesuma Kelakan seusai bertemu dengan pokja-pokja itu di Denpasar, Selasa (18/10).Rencananya, Panitia Besar itu dideklarasikan 28 oktober 2005. Susunan pengurus akan diketuai Gubernur Bali, dan melibatkan seluruh bupati se-Bali, jajaran DPRD, kalangan akademisi, LSM, Desa Adat Pekraman se-Bali, unsur kepolisian, dan mahasiswa. Tujuan dibentuknya Panitia ini adalah menggolkan Bali berstatus otonomi khusus. "Target kami 2006, sudah ada kepastian dari pusat," sebut Kelakan. Untuk itu, institusi ini bakal berjuang keras merancang proposal pengajuan otsus Bali agar pusat mempertimbangkan alasan-alasan dan kepantasan Bali sebagai daerah khusus. Saat ini, tim perumus Panbes sedang merancang Rancangan Undang Undang dan proposal matang untuk dibawa ke pusat sebagai bekal lobi dan negosiasi. Isi proposal itu antara lain memaparkan kekhususan Bali sebagai daerah pariwisata dengan kekhasan adat budaya yang merupakan jendela Indonesia di bidang keamanan. "Bali menuntut perlakuan khusus. Masyarakat Bali wajib memperjuangkannya," kata Bagus Sudibya, Ketua Bali Tourism Board (BTB). Gubernur Bali, Dewa Made Beratha yang semula enggan mengomentari otsus akhirnya menyetujuinya. Dengan alasan, seperti dikutip Kelakan, otsus diinginkan seluruh masyarakat Bali maka Beratha menyepakatinya. Bahkan, dirinya menyatakan siap bekerja keras memperjuangkan predikat otsus untuk Bali. Rilla Nugraheni
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

DPRD: Konferensi Internasional Ganggu Warga Bali

1 November 2013

Bali Democracy Forum (BDF) V di Nusa Dua, Bali, (8/11). ANTARA/Satya Bati
DPRD: Konferensi Internasional Ganggu Warga Bali

Meski memberi manfaat yang besar, event internasional tak boleh mematikan ekonomi rakyat kecil.


Mendagri: Alasan Tuntutan Otonomi Khusus Bali Belum Kuat

19 Oktober 2005

Mendagri: Alasan Tuntutan Otonomi Khusus Bali Belum Kuat

Tuntutan agar Bali menjadi daerah otonomi khusus (Otsus) seperti Aceh dan Papua, belum direspon positif oleh pemerintah pusat. Menteri Dalam Negeri M. Maruf akan meminta penjelasan resmi dari Gubernur Bali, Dewa Berata.


Menhan: Bali Tidak Perlu Otonomi Khusus

27 September 2005

Menhan: Bali Tidak Perlu Otonomi Khusus

Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, masyarakat Bali tidak usah menginginkan status otonomi khusus (Otsus). Sebab, sesungguhnya Bali sudah memiliki kekhususan sebagaimana Daerah Istimewa Yogyakarta.