TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo hari ini, Rabu, 1 Juli 2015, menerima Wali Kota Solo F.X. Rudi Hadyatmo di Istana Kepresidenan Jakarta. Rudi membantah pertemuan itu membahas masalah politik.
"Tidak ada, hanya laporan, 28 Juni kemarin kan baru selesai panitia mantunya," kata Rudi seusai pertemuan. Pria yang sempat mendampingi Jokowi memimpin Solo itu juga membantah dimintai masukan tentang perombakan alias reshuffle kabinet. "Tugas kemarin sudah selesai, itu saja. Ndak ada pembicaraan lain."
Rudi keluar sekitar pukul 14.00. Dia mengaku datang sendiri. "Tapi tadi ada Pak Aria Bima di dalam, makanya gantian," ujar Rudi. Selain bertemu Jokowi, Rudi hari ini juga berencana datang ke sekolah partai yang diadakan PDIP. Dia mengaku diundang sebagai pemateri.
Selain pernah mendampingi Jokowi sebagai Wakil Wali Kota Solo, Rudi juga dikenal sebagai teman dekat Jokowi. Pekan ini, Presiden beberapa kali memanggil orang dekatnya, berdiskusi mengenai reshuffle. Salah satu yang dipanggil adalah mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Syafii Maarif.
Kepada Syafii, Jokowi memastikan bahwa perombakan kabinet akan segera dilakukan. "Saya lihat isyaratnya iya, tapi saya enggak mau mendului," tutur Syafii setelah bertemu Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2015. Namun dia enggan membocorkan nama menteri yang akan diganti.
Syafii menilai perombakan kabinet adalah keharusan. Apalagi, selama delapan bulan berjalan, kinerja kabinet dianggap tak memberikan banyak perubahan. Salah satu sektor yang disorot adalah ekonomi. Beberapa komoditas unggulan domestik, seperti karet, kelapa sawit, hingga pertambangan, mengalami penurunan. "Itu yang menyebabkan ekonomi kita melemah dan memicu pengangguran luar biasa."
Jokowi juga sempat mengundang beberapa ekonom untuk meminta masukan tentang perekonomian. Sinyal perombakan menteri ekonomi pun semakin menguat dari pertemuan itu. Bahkan Jokowi mengaku ingin segera mendapatkan sosok menteri ekonomi baru. "Kalau ada yang cocok saat ini akan saya lantik," ucap ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetyantono, setelah bertemu Jokowi.
FAIZ NASHRILLAH