TEMPO.CO, Yogyakarta - Evakuasi korban ambrolnya tebing karang di Pantai Sadranan, Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, pada Kamis, 18 Juni 2015, dihentikan sementara. Hal itu dilakukan karena air laut pasang sehingga proses evakuasi tidak maksimal.
Waluyo Raharjo, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan evakuasi dihentikan mulai pukul 07.00 hingga 12.00. "Kami tunggu air laut surut, evakuasi dilanjutkan lagi nanti. Sementara personil kami tarik untuk pemulihan kondisi," kata Waluyo.
Basarnas menurunkan tim evakuasi sebanyak 18 orang. Waluyo mengatakan jumlah itu masih memadai. "Ditambah potensi relawan gabungan jumlah tim evakuasi sekitar dua ratus orang," kata Waluyo.
Personel evakuasi gabungan terdiri dari Tim Tanggap Bencana (Tagana) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Search and Rescue DIY, tentara, dan polisi.
Berdasarkan data dari posko pencarian yang berada lokasi, tercatat tiga orang yang melaporkan kehilangan keluarganya. Di antaranya Sumardiyono, warga Kalangan, Sidoarjo, Magelang, Jawa Tengah, yang melaporkan hilangnya Deni, warga Tempuran, Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga:
Ika Nurindah Lestari, warga Ngablak, Magelang, melaporkan dua korban Joko Susanto dan Risa Umami yang beralamat di Logandeng, Ngabak, Magelang. Pelapor ketiga Titis Yulia, warga Tempuran, Magelang, yang melaporkan Tanti, warga Tempuran, Magelang.
Tebing karang di sisi barat Pantai Sadranan ambrol, Rabu sore, 17 Juni 2015. Sejumlah wisatawan diketahui sedang bernaung di bawah tebing. Hingga pagi tadi enam korban berhasil dievakuasi, dua selamat dan empat meninggal. Diperkirakan masih ada korban yang tertimbun bongkahan batu karang tersebut.
VENANTIA MELINDA