TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengaku prihatin atas kasus pembunuhan Angeline. Dia mengaku ingin ikut mengawal kasus pembunuhan Angeline itu sampai tuntas.
"Saya akan mendampingi, juga bersama staf dan teman-teman, sampai selesai kasus ini," kata Yuddy di Istana Negara, Jakarta, Senin, 15 Juni 2015. "Semuanya atas inisiatif pribadi dan menggunakan dana sendiri."
Yuddy mengatakan tak khawatir apa yang dilakukannya itu berbenturan dengan yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Justru dia mengatakan kasus yang menimpa Angeline ini semakin banyak dibantu akan semakin cepat penyelesaiannya.
"Ya, kan bagus kalau banyak yang bantu. Tapi saya secara kemanusiaan ikut prihatin dan mungkin banyak Angeline lain yang masih belum terungkap," ujarnya.
Yuddy mengatakan sebenarnya sudah lama tahu ada yang tidak beres dan dilakukan oleh Margriet Megawa, ibu angkat Angeline. Dia bahkan sudah menelusuri rekam jejak kasus hilangnya Angeline pada 16 Mei 2015.
"Tadinya saya juga berniat kalau memang setelah ketemu (Angeline) nanti, katakanlah keluarga angkatnya diyakini tidak mampu, saya siap jadi orang tua angkatnya," ujarnya. "Saya sudah meminta izin juga kepada Kapolda Bali."
Takdir berkata lain. Saat ditemukan, Angeline sudah tidak bernyawa.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan cukup terbantu banyak pihak yang ingin kasus Angeline segera selesai. "Menteri PAN RB sedang mendampingi terus dan kami juga selalu berkoordinasi dengan Kapolda Bali agar kasus ini segera selesai," katanya.
Untuk mencegah kasus Angeline terulang pada anak adopsi lain, Yohana mengaku akan mengevaluasi semua proses perizinan adopsi. "Bisa jadi kami akan melakukan revisi undang-undang tentang adopsi anak," ujarnya.
REZA ADITYA