TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Elviana, menyayangkan masih adanya kebocoran soal ujian nasional. Meskipun ujian nasional tahun ini tidak menjadi syarat mutlak kelulusan, ternyata kecurangan masih saja terjadi.
"Para siswa diajarkan kecurangan karena kebijakan ujian nasional yang diterapkan sejak 2004-2014," katanya di gedung Parlemen, Kamis, 16 April 2015.
Elviana menilai kata ujian nasional hingga saat ini masih menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Padahal tujuan pemerintah dalam pelaksanaan ujian ini untuk pemetaan. "Untuk itu, saya menyarankan agar mengganti nama UN menjadi ujian pemetaan," ujarnya.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Komisi XI itu juga menyarankan meniadakan pelaksanaan ujian nasional selama satu tahun. Selama masa vakum, evaluasi bisa dilakukan dan pemetaan pun bisa dilakukan tanpa membuat siswa merasa takut.
Ujian nasional untuk SMA dan sederajat berbasis kertas selesai pada Rabu, 15 April 2015. Kemarin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengumumkan masih adanya permasalahan teknis di beberapa daerah. Salah satu kecurangan yang terjadi adalah bocornya 30 paket soal untuk SMA jurusan IPA.
Baca Juga:
Naskah ujian nasional jurusan IPA itu bocor di dunia maya. Menteri Anies pun sudah melaporkannya ke Bareskrim, agar kasus ini diusut tuntas.
MITRA TARIGAN