TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri kembali mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Yaman. Hari ini pemerintah memulangkan 91 WNI yang tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dengan pesawat Boeing 737-400 milik TNI Angkatan Udara.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan WNI yang terdiri atas 90 orang dewasa dan satu bayi tersebut merupakan kloter kedelapan evakuasi WNI dari Yaman.
"Komunikasi dan koordinasi yang baik antara semua pihak telah memungkinkan dilakukannya evakuasi secara cepat, aman, dan efisien," ujar Retno ketika menyambut WNI di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, 13 April 2015.
Pemerintah menyatakan keadaan di Yaman, khususnya Kota Aden dan sekitarnya, masih sangat memprihatinkan. Kontak senjata para pihak yang bertikai terus berlangsung, dan jumlah korban sipil terus bertambah. Tim evakuasi WNI di Yaman harus terus menyesuaikan skenario, langkah, dan proses evakuasi.
Hari ini tim evakuasi WNI di Aden dan Djibouti bekerja sama dengan ICRC juga sedang dalam proses mengevakuasi 112 WNI dari Aden ke Djibouti. Setelah hampir satu minggu tertahan di penampungan di Aden lantaran tidak dapat dievakuasi karena faktor keamanan, para WNI kini telah berada di pelabuhan Aden dan menunggu kapal yang disewa pemerintah Indonesia dari Djibouti.
Hingga hari ini, pemerintah telah mengevakuasi 1.795 WNI dari Yaman, 1.002 di antaranya telah tiba di Indonesia. Sisanya, 793 WNI, sudah berada di lokasi aman, yaitu Salalah, Oman, sebanyak 583 WNI dan Djibouti sejumlah 123 WNI yang sedang menunggu proses pemulangan ke Indonesia. WNI yang masih berada di Yaman telah diungsikan ke berbagai rumah penampungan, yaitu Al'Mukalla sebanyak 140 orang dan Al Hudaydah sejumlah 87 orang.
Indonesia kembali menyesalkan makin banyaknya korban sipil yang berjatuhan akibat pertikaian di Yaman. "Pemerintah Indonesia terus menyerukan agar semua pihak menahan diri dan memperhatikan keselamatan warga sipil, baik itu warga Yaman maupun warga asing. Indonesia meminta kepada semua pihak di Yaman agar memberlakukan jeda kemanusiaan untuk memberikan kesempatan bagi warga sipil, termasuk WNI, dievakuasi keluar dari Yaman dan masuknya bantuan kemanusiaan," tutur Retno.
ROSALINA