TEMPO.CO , Rokan Hilir:Penyusup di ruang roda pesawat Garuda GA 177, Mario Steven Ambarita, 21 tahun disebut telah mempelajari cara menyusup melalui Internet. Mario kerap nongkrong di warung Internet untuk sekedar melihat video dan membaca artikel.
"Ia suka melihat video ekstrim di Youtube," kata teman Mario, Saputra, 21 tahun, saat ditemui Tempo, di sebuah warnet, Jalan Sudirman, Bagan Batu, Rokan Hilir, Kamis, 9 April 2015.
Pemilik Warnet Moris menuturkan, dalam satu hari biasanya Mario bersilancar di Internet selama tiga jam. Berbeda dengan pengunjung lainnya yang gemar bermain game online, Mario lebih suka menonton video ektstrim di akun YouTube seperti video atraksi maupun sirkus. "Setiap kali main Internet, dia memilih komputer paling pojok," ujar Moris.
Moris juga menduga aksi nekat Mario tersebut telah dipelajari jauh-jauh hari di Internet. Sebelumnya diberitakan, setelah diperiksa petugas kantor Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno-Hatta, Jakarta, warga Rokan Hilir, Pekanbaru, itu ternyata telah berencana untuk menyusup ke pesawat sejak setahun lalu.
Ia mempelajari seluk-beluk Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Ia cermati dari cara masuk ke runway sampai penerbangan apa saja yang menuju Jakarta. Mario menargetkan pesawat Garuda, Batik Air, dan Citilink. "Mario mengutamakan Garuda karena dianggap maskapai terbaik," kata Suprasetyo, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Mario ditemukan petugas saat keluar dari dalam rongga pesawat Garuda Indonesia GA 177 yang berangkat dari Bandara Syarif Hasim II, Riau, ke Soekarno-Hatta, Jakarta, pada Selasa malam, 7 April 2015.
Petugas di apron Bandara Soetta pun kaget. Mario langsung dibawa ke klinik untuk diperiksa kesehatannya. Setelah pemeriksaan 24 jam, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perhubungan menetapkan warga Jalan Kapuas Ujung, Bagan Batu, Rokan Hilir itu sebagai tersangka. Ia terbukti melanggar undang-undang penerbangan
RIYAN NOFITRA