TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Yandri Susanto meminta Presiden Joko Widodo mengganti tim ekonomi di Kabinet Kerja dalam waktu dekat. Yandri beralasan, menteri-menteri di bidang ekonomi itu terbukti tak mampu menekan harga kebutuhan pokok.
"Saya usulkan reshuffle karena tim ekonomi tak becus mengurus sembako. Urusan perut saja tak becus," kata Yandri di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 9 April 2015.
Menurut dia, hampir semua menteri di bidang ekonomi gagal melayani masyarakat lewat pengaturan harga sembako agar tak melambung tinggi. "Belum terlihat strategi praktis pemerintah. Kalau tak ada progres bagus, tunggu apa lagi?" kata Yandri tentang waktu yang tepat untuk reshuffle.
Isu perombakan kabinet bermula dari kegelisahan masyarakat melihat kasus politik dan hukum yang terus bergulir sepanjang hampir enam bulan pemerintahan Presiden Jokowi. Isu ini diperkuat oleh hasil survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik Indonesia yang menyatakan mayoritas masyarakat menginginkan Jokowi merombak Kabinet Kerja. Hasil survei itu mendesak agar reshuffle dilakukan sebelum pertengahan tahun ini.
Survei itu juga menyatakan sejumlah menteri, seperti Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, berkinerja buruk.
Yandri meminta petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tak menghalangi kebijakan Presiden mengganti menteri yang berkinerja buruk. PDI Perjuangan sebagai partai pengusung Jokowi, kata Yandri, harus ikut bertanggung jawab dalam menilai kinerja kabinet sesuai dengan fakta.
"Kalau ada menteri yang dianggap melenceng, PDIP harus bertanggung jawab," kata Yandri. "Apa itu sesuai dengan platform PDIP? Kalau tidak, ya sampaikan ke publik."
PUTRI ADITYOWATI