TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman mendesak Presiden Joko Widodo segera mereposisi para pembantunya, khususnya menteri-menteri di bidang ekonomi. Desakan ini diutarakan Irman dalam kaitan dengan kinerja pemerintahan Jokowi yang terus merosot di mata masyarakat.
"Ini Presiden Jokowi harus segera melakukan repositioning para menteri kabinetnya, khususnya di bidang ekonomi," kata Ketua DPD Irman Gusman menanggapi hasil survei Indo Barometer di Jakarta, Senin, 6 April 2015.
Hasil survei Indo Barometer tentang tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla sangat rendah, yaitu hanya 57,5 persen. Tapi tingkat kepercayaan terhadap lembaga kepresidenan sangat tinggi, yaitu 88,3 persen.
Irman menjelaskan, hasil survei Indo Barometer tersebut jelas menjadi peringatan dini bagi pemerintahan Jokowi-Kalla. "Jika dibandingkan dengan zaman SBY-JK, hasil survei enam bulan Jokowi-JK ini sudah peringatan dini. Harusnya ini masih masa bulan madu, harusnya masih di atas 75-80 persen. Kalau 57 persen, ini sudah lampu kuning," kata Irman Gusman.
Karena itu, ucap Irman, jika Presiden Jokowi tidak segera merombak kabinetnya, tidak mustahil kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahannya akan anjlok. "Presiden Jokowi harus segera melakukan repositioning, melihat sisi-sisi mana yang harus dipertahankan atau di-rolling. Kalau bisa segera dilakukan pembenahan, bisa menyelamatkan pemerintahan Jokowi. Ini hak prerogatif Presiden," kata Irman Gusman.
Mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Rizal Ramli, mengatakan pemerintahan Jokowi-Kalla sangat mengecewakan bagi masyarakat menengah-bawah. "Mayoritas masyarakat menengah-bawah kurang bahagia karena harga-harga pangan naik terus," kata Rizal Ramli.
Menurut Rizal Ramli, menteri Kabinet Kerja, khususnya di bidang ekonomi, kurang mumpuni. "Banyak menteri kualitasnya KW-2 atau KW-3, sehingga tidak bisa menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah," kata Rizal Ramli.
Rizal Ramli menambahkan, menteri-menteri ekonomi Jokowi hanya bisa menaikkan harga, sehingga produk-produk Indonesia menjadi tidak kompetitif. Padahal, Rizal Ramli melanjutkan, ada paradigma lain yang bisa dijalankan dengan menurunkan harga. Paradigma ini bisa membuat produk-produk Indonesia menjadi kompetitif.
Survei Indo Barometer dilakukan pada 13-25 Maret 2015 di 34 provinsi dengan jumlah responden 1.200 orang dan margin of error 3,0 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen. Peserta survei ini dipilih dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang mewakili populasi orang dewasa Indonesia.
ANTARA | ES