TEMPO.CO, Malang - Sebanyak enam dari 41 kecamatan di wilayah Malang Raya diduga telah menjadi basis pergerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) maupun kelompok radikal lainnya. Wilayah Malang Raya mencakup Kabupaten Malang dengan 33 kecamatan, Kota Malang (5 kecamatan), dan Kota Batu (3 kecamatan).
Komandan Komando Resor Militer (Korem) 083/Baladhika Jaya, Kolonel Arm Totok Imam Santoso, mengatakan kelompok radikal yang terdeteksi masih mencari ruang gerak untuk mengukuhkan diri dan mencari pengikut, belum sampai melakukan aksi-aksi destruktif.
"ISIS dan kelompok radikal lainnya yang merongrong Pancasila dan mengancam keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harus dijadikan musuh bersama dan dengan segala cara harus kita hilangkan," kata Totok, Sabtu, 28 Maret 2015.
Agar mereka tidak kian membesar dan kuat serta leluasa bergerak, aparat keamanan terus meningkatkan kewaspadaan dengan menggiatkan upaya-upaya pencegahan dan penangkalan dengan melibatkan semua unsur musyawarah pimpinan daerah, aparat kecamatan dan desa/kelurahan, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat, seperti yang dilakukan pada Jumat sore, 27 Maret 2015, di Markas Korem 083/Baladhika Jaya.
Totok menjelaskan pertemuan itu diadakan mendadak untuk menyikapi dan menyatukan langkah setelah tim Detasemen Khusus Antiteror alias Densus 88 mencokok tiga pria terduga anggota ISIS pada Rabu, 25 Maret 2015. Tim Densus 88 membekuk Abdul Hakim Munabari, Helmi M. Aminudin, dan Achmad Junaedi.
Namun Totok enggan menyebut enam kecamatan yang disinyalir sudah menjadi basis gerakan ISIS maupun kelompok radikal lainnya. Titik-titik konsentrasi mereka terus diawasi oleh 50 personel intelijen, gabungan dari unit intelijen Korem, serta Komando Distrik Militer 0818/Kabupaten Malang-Batu dan Komando Distrik Militer 0833/Kota Malang.
ABDI PURMONO