TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno menduga, ada sekitar 514 warga Indonesia yang ditengarai menjadi bagian dari ISIS. Mereka, kata Tedjo, bergabung setelah bertemu dengan sejumlah WNI yang kembali dari wilayah konflik di luar negeri, termasuk Irak dan Suriah. "Mereka itu yang menyebarkan paham ISIS, itu yang kami khawatirkan" kata Tedjo, Kamis 13 Maret 2015.
Kondisi ini, menurut Tedjo, menjadi keprihatinan. Presiden Joko Widodo bahkan telah mengizinkan Kepala Badan Intelijen Nasional Marciano Norman bertolak ke Turki. Marciano, kata Tedjo, bisa saja diminta otoritas terkait datang ke Turki untuk berdiskusi soal warga negara Indonesia yang berpotensi menjadi milisi ISIS."Karena ternyata WNI di luar negeri banyak yang berpotensi menjadi anggota ISIS," kata Tedjo.
Sebelumnya, 16 WNI yang hilang itu terdaftar di biro travel Smailing Tour yang mengadakan tur ke Turki. Rombongan tersebut berjumlah 25 orang dan berangkat pada 24 Februari 2015 dari Jakarta. Mereka terbang ke Turki dengan pesawat Turkish Airlines TK 67.
Setibanya di Bandara Turkish International Ataturk, Istanbul, mereka menyampaikan kepada pimpinan rombongan bahwa mereka akan berpisah dari rombongan. Mereka berjanji akan kembali bergabung pada 26 Februari 2015 di Kota Pamukkale, Turki.
Ditunggu hingga tanggal yang dijanjikan, ke-16 peserta tur itu menolak untuk kembali bergabung dengan rombongan tur. Rombongan ini dijadwalkan pulang pada 4 Maret 2015 pukul 00.40 menggunakan Turkish Airlines TK 66.
MUHAMMAD MUHYIDDIN