TEMPO.CO, Madiun - Angela Intan betul-betul terpukul setelah kekasihnya, Raheem Agbaje Salami, dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan Madiun, Jawa Timur, ke LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Raheem menunggu pelaksanaan eksekusi mati. Karena masih terguncang, gadis berusia 18 tahun ini tidak masuk sekolah hari ini, Kamis, 5 Maret 2015.
"Tidak masuknya tanpa alasan," kata Isnu Haryo Listyo Kuncoro, kepala salah satu sekolah menengah kejuruan swasta di Kota Madiun, tempat Angela menuntut ilmu. Isnu tidak berkenan nama sekolahnya ditulis lantaran khawatir menimbulkan efek negatif bagi lembaga pendidikannya tersebut.
Karena Angela absen tanpa alasan, guru bimbingan konseling sekolah itu mendatangi rumahnya di Kota Madiun. Dari kunjungan tersebut diketahui bahwa siswi kelas XII jurusan akuntansi ini masih bersedih dan butuh waktu untuk menenangkan diri. "Dia ingin cooling down dulu. Kami memang selalu datang ke rumah siswa apabila tidak masuk tanpa alasan," ujar Isnu.
Ratna Yuliana, guru bimbingan konseling, mengatakan Angela sempat menangis saat didatangi di rumahnya. Ia teringat dengan Raheem yang dikenalnya sebagai orang baik meski harus menjalani hukuman mati karena kasus penyelundupan lima kilogram heroin pada 1999.
Angela tetap berusaha tabah karena Raheem, pria yang tercatat sebagai warga Spanyol itu, sempat memberi motivasi untuk menatap masa depan. "Lala (panggilan Angela) mengenal Raheem sebagai orang yang baik. Salah satunya karena memberikan dukungan untuk sekolah," kata Ratna.
Pesan itu juga disampaikan Raheem melalui permohonan terakhirnya yang ditulis pada 2 Maret 2015. Dalam salinan surat yang juga didapat Tempo, Raheem berpesan dan mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, salah satunya Angela.
NOFIKA DIAN NUGROHO