TEMPO.CO, Kupang - Semburan lumpur di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, semakin meluas. Semula lumpur hanya menggenangi empat hektare sawah masyarakat, kini lumpur sudah menggenangi sekitar 20 hektare sawah di daerah itu.
"Dipastikan petani akan mengalami gagal panen," kata Camat Semau Maksi Buifena, yang menghubungi Tempo, Kamis, 5 Maret 2015. Menurut dia, meluasnya luberan lumpur itu disebabkan jebolnya bendungan di Desa Uiasa, sehingga air bendungan meluap dan bercampur lumpur serta menggenangi puluhan hektare sawah petani.
Dia mengatakan tampungan air di bendungan yang cukup banyak ini menggenangi puluhan hektare sawah masyarakat. Aliran air dari bendungan yang jebol berada di bawah leburan lumpur, sehingga lumpur juga ikut terbawa ke lahan sawah warga.
"Ini yang lebih mengkhawatirkan karena lumpur dan air bercampur genangi sawah," katanya.
Maksi mengimbau warga di dekat luberan lumpur agar lebih waspada, karena bukan tidak mungkin luberan lumpur akan menggenangi permukiman warga, terutama di dusun II desa tersebut yang berjumlah 30 kepala keluarga atau 154 jiwa.
Baca juga:
Semburan lumpur di daerah itu telah mendekati permukiman warga berkisar antara 100-200 meter. Bahkan semburan itu juga menyebabkan terjadinya keretakan tanah di sekitar lokasi semburan yang mencapai 25-30 meter dengan kedalaman sekitar satu meter.
YOHANES SEO