TEMPO.CO, Surabaya-Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widiyatmoko mengatakan Posko Crisis Center yang menjadi ruang tunggu keluarga korban Air Asia QZ8501 akan ditutup. Posko ditutup karena operasi pokok yang dilakukan oleh tim Basarnas dihentikan sejak hari ini, Selasa, 3 Maret 2015.
Namun, ia belum mengetahui waktu yang tepat untuk menutup posko yang bertempat di Gedung Mahameru di lingkungan Polda Jawa Timur itu. AirAsia masih mencari waktu yang tepat. “Tinggal nunggu timingnya saja,” kata Sunu kepada wartawan seusai melakukan koordinasi dengan pihak keluarga korban.
Posko itu merupakan ruang tunggu bagi keluarga korban AirAsia yang jatuh di Selat Karimata. Mereka menunggu di ruang itu selama proses identifikasi, mengumpulkan data antemortem yang dibutuhkan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur.
Selain itu, korban AirAsia yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara sudah tinggal enam dan bagian tubuh. “Sehingga saya pikir tidak membutuhkan ruangan ini.”
Sedangkan Ketua Tim DVI Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Budiyono, mengatakan akan segera menutup posko crisis center itu karena potongan tubuh enam korban itu belum berhasil teridentifikasi dan seakan tidak perlu Gedung Mahameru yang cukup besar.
Keluarga korban pun sudah semakin sedikit yang mengunjungi Mapolda Jawa Timur. “Jadi, apabila ada keluarga keenam jenazah itu ingin berkunjung, bisa langsung ke Rumah Sakit Bhayangkara.”
Hingga saat ini, kata Budiyono, total jenazah korban AirAsia yang tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya berjumlah 104 jenazah, termasuk non-human atau monyet. Sedangkan jenazah yang sudah berhasil teridentifikasi, baik tubuh utuh maupun bagian tubuh, sebanyak 98 jenazah. Sebanyak 44 berjenis kelamin perempuan, 50 laki-laki, 1 monyet, dan 3 bagian tubuh korban.
"Enam jenazah masih dalam proses rekonsiliasi,” kata Budiono. Tiga jenazah masih relatif utuh, tiga lainnya dalam bentuk potongan tubuh.
MOHAMMAD SYARRAFAH