TEMPO.CO, Pekanbaru - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau mendesak kepolisian mengusut dugaan keterlibatan perusahaan perkebunan PT Wirakarya Sakti (WKS) dalam kasus pembunuhan Indra Pelani, 22 tahun, petani Desa Lubuk Madrasah, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi, Jumat pekan lalu. Indra ditemukan tewas dengan luka tusukan dan luka lebam di tubuhnya. Pembunuhan ini dilakukan oleh tujuh petugas keamanan unit reaksi cepat PT WKS.
"Ada dugaan para pelaku ini dibayar," kata Direktur Eksekutif Walhi Riau Riko Kurniawan, Selasa, 3 Maret 2015.
Para pelaku menyerahkan diri hari ini. Mereka adalah Jemi Hutabarat, 28 tahun, Zaidan (18), M. Ridho (24), Febrian (19), Deispa (28), Asmadi (33), dan Yatolah Khomaini (25). Tujuh orang ini diduga mengeroyok Indra dan membuang mayatnya ke rawa-rawa yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari tempat kejadian.
Kondisi korban sangat mengenaskan. Tangan dan kakinya terikat tali, sementara mulutnya tertutup baju. Empat tusukan ditemukan di bagian kepalanya. Adapun sekujur badannya penuh luka lebam dan bekas sayatan benda tajam.
Riko menduga kasus ini tidak terlepas dari perebutan lahan antara warga Bukit Rinting, Desa Lubuk Mandarsyah, Kabupaten Tebo, dan PT WKS sejak 2006. Lembaganya, kata dia, telah mendampingi warga dalam konflik ini.
Juru bicara PT WKS, Taufiqurachman, membantah peran perusahaannya. Dia justru menuding PT Manggala Cipta Persada sebagai penyedia jasa tenaga keamanan yang melakukan pembunuhan. "Kami sejak awal sudah membantu aparat kepolisian untuk menangkap para pelaku dengan memberi foto dan identitas mereka," ujarnya.
RIYAN NOFITRA