TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak menggunakan istilah "begal anggaran", yang kerap dilontarkan Ahok belakangan ini saat mengomentari konfliknya dengan DPRD.
Lulung juga meminta media menyunting statemen Ahok yang dinilai kasar dan tak cocok diserap anak-anak. "Mohon, Pak Ahok itu mengatakan ini penipu, begal anggaran, itu diedit. Yang dengar itu generasi kita,” kata Lulung di gedung DPRD, Selasa, 3 Maret 2015.
Menurut Lulung, informasi dari media yang memuat pernyataan Ahok diserap beragam orang. Di antaranya anak-anak, yang langsung menerima tanpa menyaringnya. "Ini tidak sehat karena media sudah jadi sarapan pagi-siang-sore," ujar Lulung.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu mengatakan semua komentar Ahok saat ini tengah menjadi santapan empuk media, sehingga dengan cepat disebarluaskan oleh media tanpa penyuntingan sedikit pun.
"Saya juga bingung. Ahok ngomong lepas semua, sampai Ahok ngomong 'bajingan' pun ada,” kata Lulung. Ia mengeluhkan pemuatan pernyataan Ahok itu. “Anak saya ngomong 'bajingan', buset, ini ngomongnya dari mana, ternyata dari Pak Gubernur," ucapnya.
Atas kondisi itu, Lulung berharap media bijak menyampaikan setiap informasi, termasuk semua komentar Ahok. "Teman-teman ini minta bantu itulah, kita sama-sama orang yang punya pendidikan, adat-istiadat. Kalau Ahok, mah, biarkan saja, tidak punya adat-istiadat," kata Lulung.
JAYADI SUPRIADIN