TEMPO.CO, Subang - Dari sekitar seribu lebih sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat di Subang, Jawa Barat, tidak ada satu pun yang ikut serta dalam penyelenggaraan Ujian Nasional berbasis komputer atau online. "Enggak ada satu pun sekolah yang memenuhi persyaratan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Engkus Kusdinar saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 Maret 2015.
Kusdinar mengungkapkan salah satu syarat mutlak sebuah sekolah di semua jenjang bisa mengikutsertakan peserta UN online adalah tersedianya fasilitas satu komputer untuk tiga siswa. Sedangkan Subang paling banter hanya memiliki fasilitas satu komputer untuk lima-enam siswa. Fasilitas itu pun hanya dimiliki sekolah bekas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, seperti SMAN 1, SMKN 1, dan SMPN 1.
Kusdinar sempat mengusulkan UN online tersebut bisa diganti dengan laptop. Namun, usul tersebut ditolak. Sebab, laptop tak dilengkapi konten khusus buat mengakses soal-soal yang diujikan saat UN.
Menurut Kusdinar, UN berbasis komputer akan dilaksanakan serentak dengan UN manual pada medio April 2015. Peserta UN SMA tercatat 5.000-an siswa dari 42 sekolah dan SMK sebanyak 7.000 siswa dari 82 sekolah.
Adapun UN buat SMP dan sederajat akan diikuti oleh 15 ribu siswa dari 152 sekolah dan UN buat SD akan diikuti oleh 21 ribu anak yang berasal dari 876 sekolah.
Pelaksana tugas Kepala Sekolah SMAN 1 Subang Iin Solahudin mengatakan dari sisi kesiapan siswa peserta UN, mereka sebetulnya sudah siap mengikuti UN berbasis komputer tersebut. "Insya Allah, anak-anak 100 persen siap," ujarnya. Hanya saja soal kekurangan fasilitas PC komputer memang menjadi kendala utama tak bisa digelarnya UN online tersebut.
"Kami hanya memiliki 80 PC, padahal kebutuhannya 125 PC buat 320 peserta UN," tutur Iin. Kalau saja kekurangan PC itu bisa didrop dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, "Kami senang sekali." Ia beralasan soal server yang ada di sekolah tak ada masalah.
NANANG SUTISNA