TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 1.102 warga Kota Cirebon terdeteksi menderita penyakit infeksi menular seksual (IMS). Dua di antaranya adalah pelajar sekolah menengah pertama.
"Ini berarti rata-rata dari 340 warga Kota Cirebon yang berjumlah 340.000 jiwa, ada satu warga penderita IMS," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Cirebon Sri Maryati Dahrin, Rabu, 25 Februari 2015. Dari jumlah tersebut, kata Sri, dua di antaranya adalah pelajar lelaki kelas I dan II di salah satu SMP di Kota Cirebon.
Sri menambahkan, jumlah yang tercatat tersebut dipastikan bukan merupakan jumlah yang sesungguhnya. "Sama seperti penderita HIV/AIDS, penderita IMS juga seperti fenomena gunung es," kata Sri.
Sri menjelaskan, IMS merupakan penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual. Karena itu, bisa dipastikan bahwa dua pelajar SMP tersebut tertular IMS karena telah melakukan kontak seksual. Sri tidak menutup kemungkinan ada pelajar yang terinfeksi HIV. "Namun pengecekan atau tes deteksi IMS tidak bisa dilakukan di sekolah," katanya.
KPA Kota Cirebon biasanya mengadakan tes di lokasi yang sering dijadikan tempat nongkrong anak muda. Di lokasi tempat terdeteksinya IMS pada dua siswa SMP di Kota Cirebon, berdasarkan catatan KPA, terdapat sejumlah pekerja seks yang sudah cukup berumur.
Tarif mereka yang sudah cukup berumur, menurut Sri, sangat murah, yaitu Rp 15-20 ribu. "Nilai uang sebesar itu sangat terjangkau uang jajan anak sekolah," kata Sri.
Sri berharap orang tua bisa lebih memperhatikan pergaulan dan keseharian anak mereka. "Semua institusi pendidikan dan agama dan seluruh lapisan masyarakat harus saling menjaga dan mengingatkan," kata Sri.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Cirebon R. Agus Setiadiningrat mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan ihwal adanya siswa SMP yang mengidap penyakit IMS. "Walaupun hanya laporan lisan, itu sangat mengejutkan dan memprihatinkan," katanya.
IVANSYAH