TEMPO.CO, Jakarta - Mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi Abdullah Hehamahua mengatakan Taufiequrachman Ruki punya andil besar dalam tahun-tahun awal pembentukan lembaga antirasuah itu. Oleh karena itu, ia menilai penunjukan Ruki sebagai komisioner sementara KPK sangat tepat.
Abdullah menilai tak hanya membentuk sistem kinerja KPK, Ruki juga berprestasi dalam pemberantasan korupsi. Di antaranya menangkap Gubernur Aceh Abdullah Puteh dalam kasus pembelian helikopter Mi2.
"Itu salah satu terobosan di negeri ini, menetapkan gubernur aktif sebagai tersangka korupsi," kata Abdullah saat dihubungi, Kamis, 19 Februari 2015.
Namun, Abdullah mengaku andil besar Ruki ada dalam pembentukan sistem internal KPK yang sangat mementingkan penghargaan kinerja. "Sebagai pimpinan periode pertama, program prioritasnya memang untuk membangun lembaga," kata Abdullah. "Dan itu terbukti dalam sistem bentukannya yang bertahan hingga sekarang."
Selain itu, Abdullah mengatakan Ruki yang berstatus sebagai purnawirawan jenderal polisi bakal mampu membenahi hubungan kedua lembaga itu. "Ini penting karena sebagai jenderal, Ruki masih punya pengaruh di kepolisian," kata dia. "Waktu sepuluh bulan ini cocok diserahkan pada Ruki sampai ada komisioner baru."
Taufiequrachman Ruki menjabat sebagai pimpinan KPK pada 2004 hingga 2008. Pensiun dari KPK, ia menjadi Komisaris Krakatau Steel. Pada 2009, Ruki terpilih sebagai Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan pensiun pada 2013 lalu. Saat ini ia menjadi Komisaris Bank Jabar Banten.
INDRI MAULIDAR